Dear Frater, Stop Ghosting OMK
Lesti tertunduk lesu, setelah dighosting oleh Gustavo. Foto dari Shutterstock. |
Bejibun rasa suka selalu datang, tatkala ada pertemuan. Di mana ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Tapi, terkait rindu akan menjadi penantian yang sangat panjang, tatkala si Frater tak menepati janji manis kepada OMK-nya.
Gustavo (nama samaran) adalah seorang Frater di kota Metropolitan. Setelah menyelesaikan Pendidikan Diploma S1, ia berkesempatan untuk mengikuti Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di salah satu stasi dekat batas kota.
Awalnya, Gustavo menolak untuk ditempatkan di stasi itu. Gegara mantannya berasal dari stasi tersebut. Aih, makin runyam dunia ini. Ke mana pun Gustavo melangkah, ia pasti menemui banyak kesulitan.
Saking banyaknya ghosting atau pemberi harapan palsu kepada OMK. Senja masih bertengger di tengah samudera perairan, Gustavo pamit kepada pimpinannya dan menuju stasi di mana ia ditugaskan.
Setiba di Stasi itu, ia di sambut bak seorang pahlawan yang baru saja memenangkan perang di medang pertempuaran. Perjamuan makan malam bersama rekan OMK, meninggalkan kesan rindu di hati Lesti.
Lesti adalah seorang mahasiswi tingkat akhir di salah satu Perguruan Tinggi ternama kota itu. Kebetulan saat itu, ia juga sedang menghabiskan masa liburan di kampung halamannya.
Berawal dari perjumpaan malam itu, lesti jatuh cinta dengan Gustavo. Sebaliknya Gustavo juga menaruh harapan yang sama kepada Lesti.
Enam bulan kemudian, Pimpinan Kongregasi Gustavo mengabarkan kepada rekan-rekannya, bahwasannya Gustavo sudah mengajukan pengunduran diri. Alasannya sangat sederhana dan masuk akal, Gustavo sudah menemukan tambatan hatinya.
Pimpinan Komunitas sangat mengerti dengan keadaan Gustavo. Lalu, Gustavo diberi kesempatan terakhir oleh pimpinannya, apakah ia tetap menjadi seorang calon Imam atau menjadi seorang awam yang bertanggung jawab.
Gustavo memilih pilihan kedua, yakni menjadi awam. Sebulan kemudian, Gustavo resmi menjadi awam. Sementara Lesti sedang berusaha untuk mengikuti sidang Skripsinya.
Gustavo seakan hilang di tengah penantian Lesti untuk menghadiri acara wisudanya. Semua akun sosial media Gustavo juga tak aktif. Lesti hampir jatuh sakit. Karena ia telah mudah percaya dengan janji manis Gustavo, setelah mendapatkan apa yang dia inginkan dari diri Lesti.
Orangtua Lesti juga menyalahkannya atas insiden tersebut. Setahun kemudian, tanpa terduga, Lesti bersua dengan Gustavo di salah satu acara pernikahan sahabatnya.
Anehnya, Gustavo menggendong seorang anak kecil. Tanpa berpikir panjang, Lesti ingin menggebrek Gustavo dan pasangannya. Tapi, sebelum hal itu terjadi, sahabat Lesti sudah memperingatinya bahwasan itu bukan istrinya, melainkan kakak kandungnya.
Lesti tak peduli, yang ia butuhkan ada jawaban yang pasti, kenapa Gustavo meninggalkannya. Setelah basi-basi dengan kakaknya Gustavo, Lesti berusaha untuk menahan amarahnya kepada Gustavo.
Sementara Gustavo masih asyik-asyik mengandengan gebetannya, Lesti menampar Gustavo, dasar lelaki buaya. Berani-beraninya ya, kamu memberi harapan palsu atau Ghosting kepadaku, setelah kamu menikmati apa yang kamu inginkan dari diriku.
Balas Gustavo, lagian sudah tahu lelaki itu buaya, kenapa masih mendekati buaya? Aduuuh dunia seakan hancur berkeping-keping, beriringan dengan penyesalan Lesti atas apa yang ia alami.
Dear Frater, stop memberi harapan palsu kepada OMK di mana anda menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP). Jangan memberi harapan yang lebih kepada seseorang, karena berawal dari perhatian yang berlebihan, akan berdampak pada perasaan OMK, terutama perempuan.
Hargailah mereka seperti anda menghargai adik dan keluarga perempuan anda.
Salam Tafenpah.
9 komentar untuk "Dear Frater, Stop Ghosting OMK"
(#nggak ada ya di siniπ€π€π€)
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat