Susanti Remi Kati Dapat Penghargaan Dari IIK Strada Indonesia Sebagai Mahasiswi Inspiratif Sumba
Penulis: Fredy Suni |
Susanti Remi Kati, mahasiswi inspiratif asal Sumba. Ilustrasi foto oleh Susanti. |
Tafenpah.com - Pendidikan yang setara adalah hak setiap warga negara. Tapi, bagaimana pendidikan dalam kebudayaan setempat? Antara budaya yang satu dan yang lain, pandangan pendidikan bagi seorang perempuan itu sangat berbeda.
Susanti tidak pernah membayangkan untuk mengakses pendidikan tinggi. Anak sulung dari keenam bersaudara ini, sedari kecil sudah bercita-cita ingin menjadi seorang perawat atau bidan.
Sesuai dengan tradisi kebudayaan Timur, khususnya di NTT, anak sulung adalah pengganti tulang punggung keluarga. Apapun akan dilakukan oleh seorang anak sulung, demi keluarga tercinta.
Rasanya sakit, tapi itulah realita pengorbanan setiap anak sulung di bagian Timur NTT. Santi mengatakan anak sulung itu penuh dengan segala ketidakmungkinan. Apapun yang kita lakukan pasti meninggalkan kesan di dalam diri adik-adiknya.
Terkadang, Susanti takut dan khawatir, bila apa yang ia lakukan tidak mencerminkan nilai positif bagi adik-adiknya.
Santi bersyukur memiliki orangtua yang mengerti akan masa depan anak-anaknya. Bagi Santi, orangtuanya adalah paling the best deh. Dari orangtua yang berprofesi sebagai petani, ia bisa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.
Bahkan Susanti menimba ilmu di IKK Strada Indonesia. Apalagi Susanti yang berasal dari keluarga yang pas-pasan. Campur tangan Tuhan selalu hadir dalam keluarga Santi.
Prestasi
Susanti mahasiswi bidan inspiratif asal Sumba. Ilustrasi foto oleh Susanti. |
Santi membuktikan diri bahwa di tengah keterbatasan finansial, tidak ada alasan untuk tidak mengejar impian. Terutama dalam bidang pendidikan.
Selama masa Pandemi, banyak mahasiswa atau siapa saja pasti menjaga jarak untuk bersua atau berkontak fisik dengan sesamanya. Dengan alasan takut tertular Virus Corona. Tapi, bagi Susanti, hal itu justru memicu semangat pelayanannya kepada masyarakat.
Teladan Dari Orangtua
Teladan hidup orangtuanya sangat membekas dalam diri Santi. Apa yang orangtuanya ajarkan menjadi kunci pelayanannya saat ini. Meskipun ia mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Ikut terlibat dalam relawan Swab adalah kebanggan bagi Santi. Karena cita-citanya adalah melayani sesama melalui bidang kesehatan. Meskipun rekannya takut untuk melayani sesama di tengah Pandemi, ia tetap ceria dan semangat menjalankan tugasnya.Yang terpenting yakin dan percaya, bahwa hidup kita berada di tangan Pencipta. Ujarnya melalui pesan WhatsApp. Minggu, 4/3/2021. Pukul 23.30 WIB.
Susanti membuktikan diri bahwa perempuan juga bisa melakukan banyak hal positif untuk kemajuan bangsa dan negara, asalkan perempuan diberikan akses pendidikan yang sama dengan laki-laki.
Prisinsip hidup Susanti, kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Karena segala sesuatu yang kita kerjakan dengan cinta, tidak akan menghianati hasil.
**********************************************************************
Terima kasih papa dan mama, apa yang Santi raih dan dapatkan saat ini, semua itu berkat cinta dan kasih dari kalian. Terima kasih juga, karena Santi diberikan kesempatan untuk mencicipi dunia Perguruan Tinggi. Doa Santi untuk papa dan mama semoga sehat di Sumba (Lewa).
**************************************************************************
Kini, Susanti Remi Kati atau biasa di panggil Santi adalah relawan Swab di Jakarta.
2 komentar untuk "Susanti Remi Kati Dapat Penghargaan Dari IIK Strada Indonesia Sebagai Mahasiswi Inspiratif Sumba"
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat