Film CINTA BETE dan Panorama Alam NTT Mencuri Perfilman Indonesia

Penulis: Fredy Suni

Film CINTA BETE garapan Inno Maleo Films dan disutradarai oleh Roy Lolang. Instagram @Cintabete

KUPANG, TAFENPAH.COM - Industri perfilman tanah air kini melirik kearifan lokal serta pariwisata Nusa Tenggara Timur sebagai pasar terbesar Asia Tenggara hingga kancah internasional.

Bagaimana tidak? Dalam film “CINTA BETE” yang diperankan oleh Hana Malasan, Marthino Lio, Gito Joewono, Djenar Maesa Ayu, Jhordany Agonzaga, Yoga Pratama, Daniella Tumiwa dan Adam Farell mencuri panggung perfilman tanah air dan berhasil meraih tiket di Ajang Festival Film Indonesia 2021.

Film Cinta Bete. Intagram @cintabete

Hmmm, jadi kepo nih. Yuk, langsung saja kita melihat sekilas sinopsis film ‘CINTA BETE.’

Film ‘CINTA BETE’ menggambarkan kehidupan perempuan Atambua, Timor, NTT yang harus dihargai dengan belis atau mahar dalam budaya pernikahan.

Baca Juga: Bangkitnya Para Adisatria Nusantara

Sosok perempuan itu diperankan oleh Bete Keumbauk (Hanna Malasan) yang mencintai sahabatnya sendiri, Emilio (Marthino Lio). Sayangnya, Emilio memilih untuk masuk Seminari.

Lantas, apa yang dirasakan oleh Bete Kaebauk (Hana Malasan) ketika melihat tambatan hatinya memilih untuk menjadi seorang Frater? Duh,sayap-satap patah penyair besar asal Libanon, Kahlil Gibran pun juga dirasakan oleh darah manis asal Bandung itu (Hanna Malasan).

Baca Juga; Uniknya Pantai-Pantai di Kota Karang Kupang yang Menghadap ke Terbenamnya Matahari

Sayap-sayap patah Bete Kaebauk rupanya belum berakhir. Karena di tengah kegalauannya, ia bertemu dengan Elfredo ( Yoga Pratama) yang membawanya pada kehidupan yang tidak diimpikan oleh Bete Keumbauk.

Di mana, hubungan Bete Kaebauk dan Elfredo tak direstui oleh ayah Bete karena perbedaan kelas sosial.

Akan tetapi, demi cintanya pada Elfredo, Bete memilih jalur mainstrem yakni kawin lari. Pernikahannya dengan Elfredo justru mengorbankan bayi yang ada di dalam kandungannya. Karena Bete mendapati kekerasan dari Elfredo. Akhirnya, Bete hilang ingatan.

Situasi ini memberikan pilihan berat bagi Emilio. Setelah menyelesaikan pendidikan Seminarinya, Emilio kembali ke kampung untuk menolong Bete.

Bukan hanya itu saja, dalam film ini penonton akan disuguhkan dengan ragam destinasi dan panorama alam NTT yang sangat memanjakan mata.

Sejauh mata memandang, segalanya sangat menggoda dan menakjubkan. Begitulah siklus alam NTT dan budayanya yang kian menggairahkan pelancong dunia untuk bersafari sekaligus menghabiskan separuh hidupnya di bumi NTT.

Film Cinta Bete

Jangan lupa saksikan film garapan Inno Maleo Films yang disutradarai Roy Lolang akan tayang serentak di bioskop tanah air pada tanggal 18 November 2021.


Fredy Suni | Instagram:@suni_fredy

Youtube: Tafenpah Group

TikTok: Tafenpah Group










Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

2 komentar untuk "Film CINTA BETE dan Panorama Alam NTT Mencuri Perfilman Indonesia"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih


Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat