Vietnam dan Malaysia Tidak Sudi Indonesia Lolos ke Partai Final

@timnasindonesiainfo

Penulis: Fredy Suni

JAKARTA, Tafenpah.com – Kemenangan Indonesia dari Singapura membuat media-media Vietnam tidak menerimanya. Maklum saja di fase penyisihan grup B, pasukan Shin Tae-Yong (STY) menahan imbang Vietnam dengan skor 0-0 seminggu yang lalu.


Baca Juga: Ekspresi Raisa Andriana Setelah Kemenangan 4-2 Indonesia dari Singapura


Hasil seri itu membuat industri sepak bola Asia Tenggara semakin panas. Karena ada perang segi tiga di Piala AFF Suzuki Cup 2020 antara Indonesia, Vietnam, dan Malaysia.


Sejauh ini, Vietnam dan Malaysia seolah-oleh membangun opini publik untuk memprovokasi mental Garuda Muda.


Jika kita melihat lebih jauh lagi, tentunya ini adalah bagian dari strategi maut yang  tentunya akan membahayakan mental Garuda Muda di partai final. 


Baca Juga: Strategi Macan Shing Tae-Yong Membawa Timnas Indonesia Menuju Partai Final Piala AFF 2020


Provokasi dan kontroversi dari Malaysia dan Vietnam terhadap timnas Indonesia akan terus digempur dari berbagai lini, terutama di media massa.


“"Pahit Bagi Singapura: Indonesia Cetak 2 Gol Offside, Wasit Mengabaikan?," tulis Soha pada salah satu judul beritanya, seperti yang dilihat oleh Tafenpah melalui laman @timnasindonesiainfo, Minggu (26/12/2021).


Media Soha ini tidak menerima kemenangan skuad arahan Shin Tae-Yong. Karena 2 gol dari timnas Indonesia dianggap offside.


Bahkan media Soha juga ikut menyalahkan keputusan hakim garis dan wasit yang memimpin laga dari negara Oman.


“"Pratama Arhan terperangkap offside ketika rekan setimnya melepaskan tembakan. Namun, hakim garis tidak mengetahuinya. Alhasil, pemain nomor 12 itu membobol gawang Singapura," tulis Soha.


Faktor Kebencian Media Vietnam terhadap Timnas Indonesia

Timnas Thailand melakukan selebrasi seusai memenangkan laga kontra Vietnam di leg 1 Semi Final Piala AFF Suzuki Cup 2021 @timnasindonesiainfo

Salah satu faktor penyebab kebencian dari media-media Vietnam terhadap kemenangan timnas Indonesia adalah posisi timnas Vietnam sudah berada di ujung tanduk kekalahan. Karena timnas Thailand di leg 1 semi final Piala AFF 2020 menang 2-0.


Tentunya dengan modal kemenagan 2-0, timnas Thailand kini berada di atas angin. Karena perjuangan mereka untuk melaju ke partai final tinggal selangkah lagi.


Sementara, peluang Vietnam semakin tipis. Karena mereka tidak mungkin menaklukan pasukan Gajah.


Bukan hanya itu saja, pertandingan leg 1 antara Vietnam dan Thailand menuai kontroversi terkait keputusan wasit yang dianggap oleh pelatih Vietnam Park Hang-Seo tidak profesional dan itu sangat merugikan langkah Vietnam menuju partai final.


Lebih lanjut, Park mengusulkan kepada panitia penyelenggaraan AFF selanjutnya harus menggunakan teknologi video assistant referee (VAR) bisa digunakan untuk mengurangi keputusan yang merugikan salah satu tim.


“"Kita juga harus menerapkannya untuk mempertimbangkan situasi yang bisa menimbulkan masalah dan kontroversi,” ujarnya.


Sementara negara tetangga Malaysia yang juga dibantai oleh Irfan Jaya, dkk di laga pamungkas penyisihan grup B Piala AFF 2020 pun tak tinggal diam.

Justru hingga kini, mereka masih menaruh dendam kepada pasuakan STY. Mereka juga berharap, timnas Indonesia tidak bisa meraih gelar juara di partai final tahun ini.


Karena jika seandainya timnas Garuda muda memenangkan trofi Piala AFF 2020, tentu saja akan mengurangi rangking FIFA.


Profesionalitas dari Pelatih Singapura

Pelatih Singapura Tatsuma Yoshida @timnasindonesiainfo

Kekalahan timnas Singapura memang meninggalkan luka bagi masyarakat Singapura, terutama pemain, official, tim medis, dan juga pelatih Tatsuma Yoshida yang sangat menyayangkan keputusan wasit untuk mengusir salah satu pemainnya Safuwan itu bukan murni pelanggaran.


Sementara kartu merah yang diterima oleh Irfan dan Hassan Sunny memang murni kesalahan mereka sendiri.


Tapi, bagaimana pun Tatsuma Yoshida menerima keputusan wasit dan ikut mengapresiasi permainan anak asuhnya yang sudah berjuang untuk menampilkan permainan terbaik sepanjang laga.


Profesionalitas ini tentunya menjadi pelajaran bagi siapa pun di industri sepak bola nasional maupun internasional untuk menerima keputusan wasit dalam kondisi apa pun, dan itu adalah konsekuensi dari setiap pertandigan. 


Pertandingan adalah seni untuk menghibur sekaligus membangkitkan kecintaan dan menyatukan semua orang dalam perbedaan untuk mencapai tujuan bersama.


Akhirnya, seluruh masyarakat Indonesia, termasuk pemain timnas dan pelatih mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kepada pemain Singapura dan pelatih Tatsuma Yoshina yang telah menerima kemenangan Indonesia untuk bertanding di partai final Piala AFF 2020.


Salam olahraga dari rumah literasi tafenpah.




Frederikus Suni Redaksi Tafenpah
Frederikus Suni Redaksi Tafenpah Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

2 komentar untuk "Vietnam dan Malaysia Tidak Sudi Indonesia Lolos ke Partai Final"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih


Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat