Pentingnya 5 Komunikasi Interpersonal Dalam kehidupan Manusia

 

Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Foto; Ist

JAKARTA, TAFENPAH.com - Dalam setiap hari, kita selalu menggunakan lima teori komunikasi interpersonal. Namun, kebanyakan dari kita belum mengetahuinya. Ya, tentu saja. Karena komunikasi pun tanpa teori tetap berjalan. Akan tetapi, 5 teori ini sangat penting bagi mahasiswa ilmu komunikasi.

A. Kontruktivis adalah teori yang  berusaha memberikan kebebasan bagi siapa pun dalam merancang masa depannya.

Masa depan adalah misteri. Akan tetapi, dari setiap pengalaman riil yang kita alami setiap hari, itulah fase di mana kita sudah mencoba untuk merangkai masa depan kita.

Contohnya: Dulu cita-cita saya adalah ingin menjadi penulis novel. Akan tetapi sarana dan prasarana tidak mendukung impian saya di kampung halaman. Akhirnya, saya mengubur impian tersebut. Akan tetapi, ketika saya merantau dan studi lanjut di Malang Jawa Timur, di sanalah saya menemukan komunitas yang tepat dalam membangun karakter dan masa depan.

Saya mulai membaca berbagai ilmu pengetahuan dan karya novel mana pun. Terlepas dari penulisnya menganut kepercayaan apa pun, itu tidak masalah bagi saya. Karena ilmu itu sangat bermanfaat untuk masa depan saya.

Akhirnya, saya mengumpulkan pengalaman empirik tersebut dan menjadikannya sebagai tabungan inpirasi dan motivasi bagi penciptaan masa depan saya.

Apalagi ketika saya membaca ajaran dari Abraham Lincol yang mengatakan bahwa cara untuk menciptakan masa depan adalah itu tergantung dari apa yang kamu baca dan alami setiap hari.

Tahun 2020, ketika Pandemi global melanda tanah air ini, saya berhasil menerbitkan karya novel perdana saya yang berjudul “TERJEBAK” penerbitan INSPO CREATIVE.

Di sini saya mulai sadar bahwa kebebasan untuk mengembangkan apa yang kita sukai, itulah jalan terbaik bagi kita. Berawal dari kary perdana itu lahir juga karya-karya saya selanjutnya hingga saat ini.

B. Simbol Interaksionis adalah komunikasi yang didasarkan pada komunikasi verbal maupun non-verbal. Mengapa? Karena bahasa merupakan simbol pemersatu bangsa.

Kita menggunakan bahasa Indonesai untuk menyuarakan aspirasi kita. Mengingat negara kita kaya akan perbedaan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Untuk menyatukan perbedaan itu, bahasa Indonesia dipandang sebagai simbol pemersatu di bawah semangat Bhineka Tunggal Ika.

Contohnya: Saya dan tetangga kontrakan saya pada kodratnya memiliki perbedaan pandangan dan budaya. Perbedaan itu tidak menjadi alasan bagi kami untuk bersatu. Karena kami saling memahami hanya melalui bahasa Indonesia yang di dalamnya juga terdapat bahasa tubuh (non-verbal).

Selain bahasa, kita bisa menemukan simbol interaksi yang terdapat dalam kehidupan budaya kita. Misalnya di rumah adat, penghargaan terhadap nenek moyang kita, petuah-petuha dari orangtua, dll.

C. Teori Atribusi adalah teori yang berfokus pada motivasi seseorang melakukan sesuatu. Artinya setiap orang bisa melakukan sesuatu. Tapi, sebelum melakukan sesuatu pasti ada dorongan atau semangat yang menjiwainya.

Contohnya; Saya melanjutkan studi di Universitas Dian Nusantara adalah saya ingin mendapatkan gelar. Selain gelar, saya membuka relasi dengan siapa pun dan mendapatkan ilmu pengetahuan yang sudah pasti menunjang aktivitas saya sebagai seorang praktisi PR.

Motivasi awal saya kuliah di Ilmu Komunikasi adalah saya mau merealisasikan sebagian mimpi kecil saya yakni menjadi seorang jurnalis. Karena bagi saya seorang Jurnalis itu keren. 

Motivasi ini memicu saya untuk menjalani proses belajar mengajar dengan serius. Karena saya tidak mau keconlongan lagi dengan pengalamann sebagai mahasiswa drop out dari kampus sebelumnya.

D. Teori Akomodasi adalah ilmu yang membawa seseorang pada penyesuaian diri terhadap lingkungan di mana ia berada.

Lebih tepatnya, di sini seseorang harus memiliki spirit kepemimpianan. Dalam kepemimpinana tentu kita dituntut untuk melepaskan prasangka, ego dan merangkul semua orang dalam semangat kemanusiaan.

Contohnya: Dalam lingkungan kerja saya sudah dibagi per divisi. Masing-masing divisi bertanggung jawa untuk menggoalkan visi dan misi dari perusahaan.

Akan tetapi, tidak semudah itu. Karena setiap divisi pasti ada masalah tersendiri. Untuk mengakomodasi permasalah tersebut, masing-masing ketua pasti memiliki cara tersendiri untuk merangkul semua anggotanya.

Pemimpin yang baik mampu menjalankan tiga hal yakni kemampuan untuk memanajemen psiko emosionalnya, kesediaan untuk mengalah demi kebaikan bersama dan merangkul semua perbedaan menjadi kekuatan dalam divisinya.

E. Teori Sosial Penetrasi adalah pendekatan yang lebih intim bagi setiap orang di lingkungan sosialnya.

Saya membatasi pembahasan saya hanya pada lingkungan keluarga saya. Di mana keluarga saya terdiri dari ayah, ibu, saya dan kedua adik saya.

Contohnya: Sebagai penetrasi sosial kami selalu diajarkan oleh orangtua kami untuk bersahabat dengan siapa pun. Karena lingkaran kebaikan dimulai dari kita akan kembali kita.

Spiritualitas ini memiliki ikatan emosional dalam keluarga kami. Dari keluarga kami mulai membagikan pengalaman demikian di lingkunga sekitar.

Benar saja apa yang dikatakan oleh orangtua kami. Lingkaran kebaikan selalu kembali kepada kami.

Karya: Frederikus Suni