Kecemasan NATO dan Amerika Serikat Terkait Invasi Militer Rusia di Ukraina
Pasukan perang Rusia di perbatasan Ukraina Timur.Reuters
TAFENPAH.COM - Jika kita menginginkan perdamaian, maka perang adalah jalan terbaiknya.
Invasi pasukan perang Rusia di perbatasan Ukraina dinilai pihak NATO dan Sekutunya menjadi ancaman serius dan kapan saja Rusia bisa memulai perang dunia ke-3.
NATO dan Sekutunya sudah was-was dengan ulah Rusia di perbatasan Timur Ukraina. Mereka juga tidak menginginkan peristiwa kelam masa lalu dalam perang terus membayangi masyarakat internasional.
Baca Juga: Aksi Militer Rusia di Perbatasan Ukraina Semakin Membahayakan Warga Asing!
untuk itu, NATO dan Sekutunya memperingatin Rusia untuk menghentikan ulah mereka. Namun, dari pihak Rusia sendiri menuding pihak Barat telah bekerja sama untuk menyebarkan isu kepada dunia internasional.
Sementara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mulai angkat bicara kepada publik terkait keberadaan 100.000 militer aktif yang berada di perbatasan Timur Ukraina.
Namun, Rusia dengan santai merespon pernyataan pemimpin Ukraina bahwa militernya itu hanya latihan perang bersama pasukan Belarusia.
Lalu, sebenarnya apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina?
Pasukan perang Rusia di perbatasan Ukraina.Reuters |
Yang jelas, saat ini NATO dan Sekutunya sudah menarik warganya di Ukraina. Karena ketegangan terus meningkat. Sedangkan, Ukraina pun bingung dengan sikap Rusia sebagai sesama bekas negara Uni soviet.
Bahkan dalam pernyataan resmi Presiden Zelensky melalui laman British Broadcasting Corporation (bbc), ia mengatakan peringatan invasi dapat memicu kepanikan, yang disebutnya "sahabat terbaik musuh kita".
Mengapa Ukraina menilai Rusia seperti itu?
Pasukan perang Ukraina berjaga-jaga di perbatasan Ukraian Timur.Reuters |
Karena kedua negara sudah lama terlibat perseteruan sejak Rusia paksa mengambill wilayah Krimea dari tangan Ukranai tahun 2014. Atas sikap itu, NATO selaku organisasi terbesar di Eropa pun terpaksa harus mengeluarkan keanggotaan Rusia. Akibatnya, ketegangan pun semakin meningkat atau perang segitiga mulai terjadi.
Lebih jelasnya, beberapa bulan yang lalu, Rusia dikaitkan dengan sokongan senjata kepada kelompok separatis di bagian Timur Ukraina. Puncaknya, NATO juga mengirimkan pasukan perangnya di daerah tersebut untuk membantu pemerintah Ukraina dalam mengamankan negaranya.
- Pilkada 20 Provinsi Makin Dekat, Komisioner KPUD DKI Jakarta Apresiasi KuisPilkada Generasi Muda
- Legisius Oki: Menepis Pemberitaan Liar Perihal Peristiwa Bunuh Diri di Desa Bakitolas
- Dukung Integrasi Data Pasien, Bank OCBC NISP dan Lintasarta melalui Owlexa Healthcare Resmikan Program Kerja Sama Bagi Rumah Sakit dan Klinik di Indonesia
Belum lagi, di tengah ketegangan tersebut, pihak Barat (Amerika Serikat) juga ikut terlibat di belakangannya. AKibatnya, Rusia merasa dipojokkan oleh pihak internasional. Dengan begitu, ratusan ribu personel perang dikirimkan ke perbatasan Rusia dan Ukraina untuk menjaga-jaga. Namun, kehadiran pasukan perang Rusia dengan jumlah yang sangat banyak itu, justru menimbulkan ketakuatan psikologi bagi warga Ukraina. Maka, Ameria Serikat mulai memainkan peran pentingnya sebagai negara adikuasa.
Perang Ideologi
Pasukan perang NATO. Reuters |
Peta politik di langit Ukraina semakin meruncing antara kepentingan Kapitalisme dan Komunisme. Dua paham besar ini pernah menyebabkan perang besar-besaran di dunia dan mengorbankan jutaan bahkan miliaran nyawa tak berdosa.
Dalam kapitalisme ada kebebasan. Sementara dalam komunisme semua hak milik negara menjadi aset bersama. Kehadiran pengaruh Rusia dan Amerika Serikat makin membingungkan Ukraina.
Ukraina saat ini berada diposisi dilema. Hal itu bisa dibuktikan dengan pernyataan Zelensky yakni , jika kekuatan Barat memiliki bukti kuat dari invasi yang akan datang, kami belum melihatnya.
Namun, Rusia dengan tegas mengatakan "Kami memahami semua risiko, kami memahami bahwa risiko itu ada. Jika Anda atau orang lain memiliki informasi tambahan 100% yang dapat dipercaya tentang invasi Federasi Rusia ke Ukraina... tolong bagikan dengan kami."
Pelajaran dari isu invasi Rusia ke Ukraina bagi kehidupan bangsa Indonesia
Publik tanah air.Suara |
Tak bisa dimungkiri bahwa setiap orang memiliki persepsi untuk menilai segala sesuatu dari sudut yang berbeda.
Terutama saat ini kita sedang mengalami berbagai isu politik, kesehatan, ekonomi, sosio-budaya, dan sebagainya.
Dalam menyikapai isu-isu tersebut, apakah kita memilih pihak Rusia, ataukah Amerika dan NATO? Pilihan yang tepat akan membawa kita pada kehidupan yang lebih baik. Sebaliknya pilihan yang kurang cermat akan memberikan sesuatu yang tidak diinginkan bersama.
Untuk itu, marilah kita tetap berpegang teguh pada gerakan Non-Blok, sebagaimana yang aa dalam politik Luar Negeri kita, sesuai dengan ajaran Founder Fathers kita.
Posting Komentar untuk "Kecemasan NATO dan Amerika Serikat Terkait Invasi Militer Rusia di Ukraina"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat