Pesona Gunung Mutis dan Surganya bagi Wisatawan Mancanegara
Ekspresi bahagia dari nona Timor, Dian dan kawan-kawannya. |
Penulis: Fredy Suni
TAFENPAH.COM - Jika selama ini banyak orang hanya mengenal sebagian kecil keindahan di NTT, khususnya Labuan Bajo, dll di daratan Flores. Namun, sebagian besar dari kita belum pernah ke tanah Timor dengan sejuta keindahan alam sabana, pegunugan, pantainya yang eksotis, dan kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat.
Padahal, Industri pariwisata NTT tidak akan pernah habis untuk dibahas oleh pelancong dunia. Bagaimana tidak, nilai-nilai estetika, keindahan, sosial dan budaya yang masih kental dalam kehidupan masyarakat menjadi salah satu nilai tambah bagi pulau Timor.
Baca Juga: Sekilas Tentang Pesona Saben Timor Leste
Nah, di episode kali ini, penulis akan memberikan secuil keindahan Gunug mutis yang secara geografis, emosional, dan kultur merupakan bagian dari serpihan kehidupan penulis sendiri.
Gunung Mutis merupakan gunung tertinggi di daratan pulau Timor, khususnya Timor Barat, Kefamenanu, Timor Tengah Utara dan sebagian termasuk di Kabupaten Timor Tengah Selatan Soe. Gunung Mutis memiliki ketinggian 2.458 mdpl.
Gunung Mutis Sebagai Sumber Kehidupan Suku Dawan Timor
Pesona Gunung Mutis.@indrrrry |
Suku Dawan merupakan ras terbesar di pulau Timor, mulai dari Kupang hingga sebagian Timor Leste.
Baca Juga: Potretan Tapal Batas RI dan Timor Leste
Alamnya sangat eksotis. Ya, kurang lebih seperti di negara Swiss dan beberapa negara yang alamnya sangat indah dan hawanya sangat dingin.
Mengapa Gunung Mutis Disimbolkan sebagai Sumber Kehidupan Suku Dawan?
Senyuman khas nona Indry di bawah kaki Gunung Mutis |
Sebagai generasi pulau Timor, desa saya Haumeni saja tidak kebagian air dari Gunung Mutis. Malah desa-desa tetangga saya yang menikmati air jernih dari pegunungan Mutis, lebih tepatnya Desa Oenenu dan sekitarnya.
Udara Dingin dan Alamnya yang eksotis
Mas Kadek dan tambatan hatinya di Gunung mutis, Timor barat, NTT@nttinside |
Ketika pelancong mancanegara dan domestik mengunjungi gunung Mutis, hal pertama yang mereka rasakan adalah soal keindahan.
Karena alamnya sangat indah dan eksotis. Belum lagi udara dingin dan tingginya pohon-pohon membuat hati pun ikut adem.
Selain itu, sapi dan kuda warga setempat menjadi nilai tambah untuk diabadikan dalam bentuk swafoto. Negeri awan dan sabana yang hijau permai ikut menajamkan hati dan pikiran setiap orang untuk berlama-lama di gunung Mutis.
Itulah serpihan surga kecil di belahan pulau Timor yang hanya dikenal sebagai daerah gersang dan tandus. Namun, soal keindahan, jangan pernah diragukan.
Transportasi Menuju Gunung Mutis
Pada umumnya, sarana dan trasportasi bagi wisatwan adalah mobil rental atau sewaan dari penyedia jasa transportasi di Kupang maupun Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara. Semuanya tergantung dari kenyamanan wisatwan sendiri.
Ada juga transportasi umum yang tidak kalah menarik yakni bus antar kota. Menariknya, jika bagi wisatwan yang ingin menguji adrenalin, bolehlah menggunakan motor. Yang terpenting sobat bisa mencapai puncak Gunung Mutis.
Perjalanan dari kota Kefamenanu (Timor Tengah Utara) kurang lebih memakan waktu 1-2 jam. Tergantung kecepatan dari si pengemudi sendiri. Sepanjang jalan menuju Gunung mutis, sobat akan disuguhkan dengan berbagai keindahan alam. Apalagi sekarang musim hujan di pulau Timor, pohon-pohon dan padang sabana pun serba hijau.
Hijau bagi suku Dawan Timor melambangkan kesuburan dan kehidupan yang lebih baik. Begitu pun hampir semua suku menyakini makna tersebut.
Bagi sobat yang sudah merencanakan perjalanan keluarga setelah Pandemi, bolehlah sesekali mengunjungi pulau Timor, terutama Gunung Mutis dan wisata-wisata yang ada di Kabupaten Timor Tengah Utara, kefamenanu seperti; Bukit Tuamese, Pantai Wini, Desa-desa perbatasan (Napan, Haumeni Ana, Haumeni) Bikomi Utara, TTU, dll.
Posting Komentar untuk "Pesona Gunung Mutis dan Surganya bagi Wisatawan Mancanegara"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat