Ketika Cacing Tambang Membangun Terowongan di Bawah Kulit

Ilustrasi lapisan kulit manusia, sumber: Perdoski

 Penulis: Pudji Widodo (Ada Bila Berarti)

Dokter, FK Undip, Kompasianer, Pemerhati Kesehatan Militer, dan penyuka buku Sejarah

Temanku sakit kulit

Tafenpah.com - Memasuki minggu kedua bulan Ramadan, dua orang perempuan anggota grup WA teman SMA mengungkapkan ide untuk bertemu. Dari kesepakatan dua orang ini, berkembang mencapai duapertiga mantan teman sekelas SMA sepakat untuk bertemu dan berbuka puasa bersama. Dua orang inisiator temu kangen pun memutuskan Resto Bangji di jl. Sidosermo Airdas Surabaya menjadi titik rendezvous.


Gelak canda tawa menghiasi temu kangen bekas teman sekelas yang terakhir bertemu di Puncu Kediri 2 tahun yang lalu. Tentu saja yang utama bersyukur mereka bisa melewati masa-masa sulit pandemi. Salah satu perbincangan menarik ketika seorang kawan mengisahkan pernah sakit kulit di bagian perut yang gatalnya lumayan menyiksa.


Kawan saya itu sebut saja si G, lebih dari seminggu berusaha mengobati sendiri dengan salep kulit. Upayanya gagal dan G memutuskan konsultasi ke dokter. Dari gambaran kelainan kulit yang dia ceritakan saya sudah bisa menduga apa biang keladi kulit perutnya yang gatal.  Menurut G, terdapat penonjolan kulit memanjang berkelok-kelok, disertai gatal berpindah - pindah mengikuti lokasi memanjangnya kelainan.


Saya sampaikan kepadanya yang memanjang berkelok-kelok adalah terowongan di bawah kulit yang dibuat oleh larva parasit. Dia menggelengkan kepala ketika saya tanya apakah dia tahu nama penyakitnya. Masih lumayan dokter yang memeriksanya menjelaskan bahwa cacing pada tinja kucing adalah penyebab penyakit kulitnya.


Bagaimana cacing bisa menembus kulit perut Pak G ? Hal ini bermula dari kucing atau anjing yang mengidap penyakit Ankilostomiasis. Pada penyakit ini terdapat parasit Ancylostoma brazilienses, cacing tambang yang bersarang di saluran pencernaan kucing atau anjing. 


Cutaneus larva migrans



Saat si kucing atau anjing pengidap Ankilostomiasis berak, telur cacing tambang pun terbawa bersama tinja. Pasir atau tanah menjadi tempat telur cacing menetas menjadi larva melanjutkan siklus hidupnya. Hobi Pak G berkebun menjadi media transmisi larva cacing tambang dari tanah ke kulit perutnya. 

Ilustrasi siklus hidup cacing tambang, sumber: Juke Unila, 2015) [4]

Tangan Pak G yang terpapar larva mungkin menggaruk kulit perutnya. Lokasi di mana larva menempel  menjadi pintu penetrasi menembus kulit ari dinding perutnya. Di bawah kulit ari manusia, larva cacing tambang melanjutkan invasi dan migrasi dengan membuat terowongan di bawah kulit. 


Adanya benda asing dan kerusakan di bawah kulit ari ini menimbulkan radang akibat reaksi lokal pertahanan tubuh. Manifestasi radang berupa pembengkakan, kemerahan dan gatal yang mengikuti arah lokasi larva merayap. Wujud kelainan di kulit tampak penonjolan 2-3 mm, kemerahan memanjang lurus atau berkelok - kelok seperti ular.


Gejala dan tanda klinis akibat ulah cacing tambang yang dialami Pak G disebut Hookworm Cutaneous Larva Migrans (HrCLM) atau Creeping Eruption. Selain A. brazilliense, HrCLM juga bisa disebabkan oleh cacing tambang Ancylostoma caninum dan kadang - kadang larva Uncinaria stenocephala atau Bunostomum phlebotomim. 


Ilustrasi HrCLM/Creeping Eruption pada dinding perut, sumber: TisforThan/Shutterstock via wwwnewsmedicalnet) [2]

Anatomi kulit terdiri atas 3 lapisan, yaitu epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat) dan hipodermis yang mengandung lemak. Beruntung larva tidak mampu menembus membran basal masuk ke lapisan dermis kulit. Larva infektif ini ini hanya bisa bergerak invasif menjalar merayap merusak lapisan epidermis.


Larva cacing tambang tidak bisa melanjutkan siklus hidupnya terus di lapisan epidermis kulit. Oleh karena itu dalam waktu 4-8 minggu HrCLM bisa sembuh sendiri seiring dengan matinya larva. Penderita umumnya segera berobat akibat nyeri dan gatal yang semakin sering mengganggu. Selain itu juga dapat timbul infeksi ikutan pada luka akibat menggaruk kulit yang gatal.


(Ilustrasi Creeping Eruption/HrCLM, tampak pola seperti ular di area telapak dan punggung kaki) [3]

HrCLM biasanya ditemukan pada bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan tanah atau pasir. Area tubuh  yang sering menjadi lokasi HrCLM antara lain di kaki, tungkai bawah, paha, bokong dan tangan. Namun bukan berarti area lain tidak bisa, seperti Pak G yang mengalami HrCLM di kulit dinding perutnya. 


Pencegahan


Ada beberapa upaya untuk mencegah infeksi cacing tambang di kulit. Upaya mengendalikan kesehatan lingkungan dan menekan kasus HrCLM adalah  melakukan pengobatan berkala kepada anjing dan kucing dengan obat cacing. Secara periodik hewan domestik ini seyogyanya diperiksakan ke dokter hewan.


Sedang upaya kesehatan pencegahan perorangan adalah melindungi kulit dari kontak dengan tanah yang kemungkinan terkontaminasi telur dan larva cacing tambang. Penggunaan sarung tangan saat berkebun dan pekerjaan  yang berhubungan dengan tanah, selalu mengenakan alas kaki saat di luar rumah dan menggunakan matras bila sedang berjemur di pantai, merupakan pencegahan terpapar cacing tambang penyebab HrCLM.


Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara umum merupakan praktek yang baik, termasuk mencuci tangan dan kaki untuk mencegah berbagai penyakit. Namun bila terlanjur mengalami HrCLM pun tersedia obat untuk mematikan cacing tambang. Obat Albendazol yang diminum selama 5 hari merupakan pilihan pada kasus HrCLM. 


Ivermektin dosis tunggal yang pernah dicoba untuk mengatasi kasus Covid-19, juga merupakan obat pilihan  untuk HrCLM. Penderita HrCLM tentu juga memerlukan obat untuk mengatasi gatal serta obat lokal untuk lukanya bila ada infeksi. Penatalaksanaan HrCLM pun dapat dilaksanakan di pelayanan kesehatan dasar di puskesmas.


Tidak sulit untuk mendapat layanan kesehatan bila anda mengalami HrCLM. Mungkin akan ada orang lain mengira anda kini penggemar tato, setelah melihat kulit anda terdapat gambaran unik kemerahan berkelok-kelok seperti ular. Padahal itu adalah gambaran terowongan ulah larva cacing tambang yang migrasi merayap di lapisan kulit anda (pw).



Pudji Widodo,

Sidoarjo, 18042022 (108).


Rujukan : Klik [1],  [2], [3]

4. Nareswari S.   Cutaneous Larva Migrans yang Disebabkan Cacing Tambang. Juke Unila, Vol. 5, No. 9,  Maret 2015.


Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Ketika Cacing Tambang Membangun Terowongan di Bawah Kulit"