Kisah Mantan Pramugari Soal Minyak Goreng di Negeri Prancis
Suaracom |
Penulis: Fredy Suni
PERANCIS, Tafenpah.com - Profesi Pramugari memang terbilang sangat bergengsi di Indonesia. Karena ada berbagai keuntungan yang dimiliki oleh seorang Pramugari, yakni berkesempatan untuk mengelilingi dunia tanpa bayar sepeser pun alias gratis.
Selain mendapatkan kemudahan dalam menjelajahi dunia, seorang Pramugari juga harus memiliki postur tubuh yang mumpuni, cantik, cerdas, dan mampu menguasai beberapa bahasa internasional.
Terlepas dari potretan singkat kehidupan pramugari di atas, berikut adalah hasil obrolan saya dengan seorang mantan Pramugari "S A" yakni Derby Asmaningrum yang saat ini tinggal di negeri Prancis seputar cita rasa masakan Indonesia tanpa minyak goreng di negeri asing.
Usai berhenti dari maskapai penerbangan S A yang merupakan maskapai terbaik dan tersukses di Asia yang melayani rute penerbangan Eropa, Amerika Utara, Asia, dan Australia, Derby memilih untuk berkecimpung di dunia wiraswasta di negeri romantis Prancis.
Selama di negeri Karim Benzema (Striker Real Madrid), tentu saja ia tidak jauh dari masakan khas Indonesia yang selalu harus digoreng.
Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, ia menemui hambatan. Karena kelangkaan minyak goreng di Prancis.
Kelangkaan minyak goreng bukan hanya terjadi di dalam negeri saja, melainkan di negeri Prancis juga mengalami hal yang serupa.
Penyebab dari kelangkaan minyak goreng di Prancis tiada seorang pun yang tahu dengan pasti. Karena dunia sedang mengalami problem seputar politik, kesehatan, sosial, dan hubungan diplomasi antar negara yang selama ini ramai diperbincangkan di dunia internasional.
Beruntung, sebelumnya, Derby menyediakan stok minyak goreng yang cukup dalam beberapa bulan ke depan. Jadi, saat ini ketika tetangganya kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng, ia tenag-tenang saja. Dalam konteks ini tidak ada penimbunan ya. Melainkan ini soal logika sebagai diaspora atau perantau yang sudah melekat dengan cita rasa Indonesia.
Untuk memanjakan lidah dengan masakan yang berminyak, tentu saja ia harus merogoh kocek senilai 2 Euro per liter. Ini pun tergantung dari merek minyak goreng.
'Hal yang paling unik dari masakan Prancis adalah tanpa micin dan ini merupakan penyiksaan berat bagi perantau Indonesia yang tinggal di sana" Ujar Derby
Namun, untuk mendapatkan ketersediaan micin dan juga sambel sebagai penambah nafsu makan, ia pun membuat sendiri.
"Meskipun di tanah rantau, tetapi saya selalu berinisiatif untuk membuat sambel ulik sendiri dengan kombinasi dari bumbu - bumbu dapur yang sangat mudah didapatkan di toko Asia' terangnya
Ia pun mengatakan kalau pun makan wester ya tinggal campurin bubuk cabe. Bubuk cabe bisa didapatkan dari produk-produk yang berasal dari Thailand, China, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Korea.
Sementara produk cabe yang berasal dari Indonesia sangat langkah untuk didapatkan.
"Saya hanya menemui santen kara dan merica. Sementara Indomie goreng itu jarang juga" pungkas Kompasianer ini.
Ia pun menegaskan kepada calon perantau yang ingin tinggal di Prancis untuk masuk dan beradaptasilah dengan kebudayaan, termasuk cita rasa yang ada di negeri Prancis. Karena perantau Indonesia tidak selamanya akan dimanjakan dengan cita rasa Indonesia.
Begitulah obrolan saya dan rekan penulis yang saat ini tinggal di negeri Prancis.
Posting Komentar untuk "Kisah Mantan Pramugari Soal Minyak Goreng di Negeri Prancis"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat