Budayakan Pendidikan 3 S, Amore Prime School Sebagai Solusi Masa Depan Generasi Bangsa Tafenpah
Penulis: Fredy Suni
Kepala Sekolah SD Amore Prime School sedang memberikan pengarahan kepada peserta didik dalam nuansa hospitality |
Tafenpah.com - Budaya 3 S, yakni; Senyum, Sapa, dan Salam menjadi pedomàn bagi tenaga pendidik, siswa/siswi, dan karyawan/karyawati Amore Prime School sebelum dan sesudah beraktivitas.
Setiap pagi, mereka yang bertugas di depan sekolah, biasanya
menyapa peserta didik dengan budaya 3 S.
Citra atau keberadaan pendidikan hospitality ini, mungkin
saja sudah diterapkan oleh istitusi pendidikan yang lain.
Namun, sejauh pengalaman penulis, tidak semua sekolah
menerapkan hal demikian.
Lantaran, terkadang tenaga pendidik apalagi peserta didik
acuh tak acuh, kala bertemu dengan rekan-rekannya di lingkungan pendidikan yang
menaungi mereka.
Penulis juga menyadari, statement atau pernyataan ini
mungkin terlalu subjektif.
Namun, itulah realita yang terjadi di luar sekolah swasta.
Mohon maaf, bila penulis salah menilai.
Pendidikan Bernuansa Seminari
Meskipun Amore Prime School bukan berada di bawah naungan
salah satu kepercayaan apa pun, namun model pendidikan kreatif dan disiplin di
lingkungan sekolah ini, hampir senada/semakna dengan pendidikan seminaris.
Karena berdasarkan pengalaman penulis selama hampir 7 tahun berada
di dalam Biara (Seminari), budaya ketepatan waktu, rasa kekeluargaan, keramahtamahan
(hospitality) menjadi syarat mutlak bagi mereka yang berada di dalamnya.
Ya, tak bisa dimungkiri juga, bahwasannya siapa pun, pasti
pernah melenceng dari poin-poin di atas.
Karena berbagai faktor yang melatarbelakanginya.
Namun, persoalan itu bukan menjadi alasan pembelaan
(pledoi).
Meski demikian, insan-insan penggerak literasi bangsa di
Amore Prime School bukanlah manusia mesin.
Pendidikan Kreatif Menumbuhkan Semangat Humanisme Peserta Didik
Potretan Tenaga Pendidik APS |
Entah sadar atau pun tidak, setiap zaman selalu memiliki
tantangannya tersendiri, apalagi perkembangan teknologi yang kian menyasar
setiap sendi kehidupan, ikut mengubah model pendidikan, baik daring maupun
luring.
Perkembangan itu pun mendorong pembelajaran yang kreatif
dari tenaga pendidik Amore Prime School.
Kreativitas dari tenaga pendidik mampu membangkitkan rasa
keberadaan (sense of being), rasa memiliki (sense of belonging), rasa cinta
(sense of love), rasa kehidupan (sense of life), dan rasa kemanusiaan (human
being) peserta didik
Pola ini memampukan siswa untuk berkreativitas dalam
mengejar masa depan mereka.
Karena tenaga pendidikan itu sebagai jembatan, sedangkan
peserta didik merupakan pejalan yang dengan caranya bisa melewati jembatan
tersebut.
Itulah potretan singkat yang penulis alami selama berada di
lingkungan Amore Prime School.
Tumbuhkan Literasi Hospitality, Amore Prime School Sebagai
Solusi Pendidikan Nusantara
Setiap institusi pendidikan, baik swasta maupun negeri
memiliki keunggulannya tersendiri.
Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku
bangsa dan latar belakang, Amore Prime School menjunjung tinggi model
pembelajaran hospitality bagi peserta didiknya.
Karena bagaimana pun, pendidikan hospitality dapat membawa
kesadaran humanis bagi siswa-siswi dalam memaknai semangat perbedaan.
Perbedaan itu unik, karena di dalam lingkungan sekolah, ada
berbagai suku bangsa yang saling bekerja
sama dalam mengejar cita-citanya.
Sebagai langkah humanis, sedari TK hingga SMA, tenaga
pendidik bersama mitra internalnya, dalam hal ini Pengelola Yayasan menekankan
model pembelajaran nusantara.
Mengingat, peserta didik di Amore Prime School datang dari
berbagai latar belakang.
Perbedaan latar belakang keluarga, bukan menjadi sesuatu
yang harus ditakutin orang tua.
Karena di dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar, aspek
humanis memiliki kedudukan yang lebih tinggi, dari kepentingan apa pun.
Potretan ini melambangkan lingkungan pendidikan yang
berwawasan global.
Lebih jauhnya, penulis melihat model pembinaan ini dari
konteks komunikasi budaya.
Artinya; tenaga pendidik tahu betul akan konsekuensi dari
kehidupan peserta didiknya di lingkungan yang lebih heterogen (beragam).
Keberagaman itu, bisa saja menjadi keuntungan, sebaliknya
bisa saja mendatangkan masalah-masalah sosial.
Untuk itu, dengan adanya model pembinaan komunikasi budaya
ini, diharapkan ketika peserta didik Amore Prime School di dalam berinteraksi
di lingkungan yang kompleks tidak takut pada budaya lain (fobia).
Karena mereka sudah memiliki bekal pendidikan kebudaýaan
yang bercita rasa hospitality.
Posting Komentar untuk "Budayakan Pendidikan 3 S, Amore Prime School Sebagai Solusi Masa Depan Generasi Bangsa Tafenpah "
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat