Memahami Dansa sebagai Simbol kebudayaan Orang Timor dalam Pemikiran Filsuf Ernst Cassirer
Penulis: Frederikus Suni
Pesta tanpa dansa, sama saja orang Timor belajar sejarah tanpa ingatan
Tafenpah.com - Mengulik kehidupan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak akan pernah berakhir. Lantaran ada banyak hal unik yang masih belum diketahui publik tanah air hingga mancanegara.
Namun, seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) terutama perkembangan teknologi informasi, sedikit demi sedikit
keunikan itu pun diketahui masyarakat luas.
Namun, itu pun belum cukup untuk dijadikan sebagai referensi
bagi siapa saja yang ingin berkunjung ke wilayah ini.
Baiklah, mimin Tafenpah akan mengelaborasikan pengalaman
riil sebagai generasi pulau Timor dengan sejumlah pandangan filsuf Yunani,
terlebih pemikiran Ernst Cassirer dalam memahami dansa sebagai simbol kebudayaan orang Timor.
Sebelumnya, mari kita berkenalan dengan filsuf ini ya.
Siapa itu filsuf Ernst Cassirer? Singkatnya filsuf berkebangsaan Yunani ini terkenal dengan
konsep kebudayaannya dalam memahami masyarakat.
Bagi Ernst Cassirer, untuk memahami kehidupan masyarakat di
wilayah tertentu, terlebih dahulu kita harus memahami simbol-simbol
kebudayaannya.
Dalam konteks ini, orang NTT (bagian pulau Timor) itu terkenal dengan budaya dansa.
Ya, meskipun budaya dansa ini adalah hasil percampuran dari
kebudayaan setempat dengan koloni bangsa Portugal, namun dewasa ini, dansa
sudah menjadi hal lumrah atau biasa, ketika ada acara pernikahan, Permandian
Anak, Sambut Baru, Syukuran Wisuda, dan berbagai event yang ada dalam kehidupan
sosial masyarakat, kecuali kematian.
Lantas, di manakah letak hubungan dansa dengan pemikiran
filsuf Ernst Cassirer?
Pertama: mimin tekankan lagi, bahwasannya dansa adalah
bagian dari budaya orang Timor.
Senada dengan pemikiran Ernst Cassire yakni: segala sesuatu
yang tampak di depan mata, dan dilakukan secara terus-menerus dalam kegiatan
apa pun, itulah arti dari simbol kebudayaan.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena dansa adalah hiburan
univetsal.
Artinya; di dunia ini, siapa pun kita, pasti mengenal
hiburan ini.
Entah kita mengenalnya hanya sebatas melalui tayangan layar
kaca Televisi yang lazimnya terjadi dalam film layar lebar mancanegara, sampai
pada penglihatan langsung akan acara-acara orang Timor NTT di berbagai
kesempatan.
Kedua; dansa sebagai jalan pemersatu.
Makna dari subjudul ini adalah, orang Timor, entah berasal
dari kabupaten mana pun, ketika mereka berada di dalam satu acara, mereka pun
akan menyatu dalam hiburan ini.
Di sini pun tidak ada ruang perbedaan bagi setiap orang.
Karena semua yang hadir dalam acara tersebut, menyatu dengan melodi instrumen
Timor, dangdut, reaggea, dj, pop hingga lagu-lagu yang bercita rasa country.
Ketiga: Pesta tanpa dansa tidak ada cerita
Hal unik dari simbol kebudayaan ini adalah orang-orang Timor
akan menyesal, bila dalam acara apa pun tidak ada dansa.
Ya, meskipun sebagian generasi Timor ada yang tidak tahu
dansa. Namun, itu bukan sebagai PLEDOI atau pembelaan.
Lebih mengherankan bagi orang Timor dan sekitarnya adalah
mereka tidak akan berkisah (story telling) bila dalam acara tertentu tidak ada
dansa.
Karena sedari kecil, mereka sudah mengenal budaya serapan
ini.
So, untuk tetap mengawetkan ingatan dalam acara tertentu, dansa
tidak boleh dihilangkan.
Karena hal itu sama saja dengan membunuh sejarah generasi
Timor secara perlahan, tapi pasti.
Ya, istilah yang tepat adalah pembunuhan berdarah dingin,
hehehe.......
Keempat; Dansa itu Bebas dan Bertanggung Jawab
Artinya, siapa pun yang hadir dalam acara tersebut harus
dansa, bila diminta oleh orang lain.
Tidak peduli, si A, B, C dst adalah suami, istri, atau pun pacar orang lain.
Karena budaya ini bebas, tetapi dalam koridor tanggung jawab
sebagai makhluk yang berakal budi.
Demikian potretan Admin Tafenpah akan simbol kebudayaan dansa
orang Timor dalam memaknai sejarah perjalanannya, terlebih dalam terang
pemikiran Filsafat kebudayaan Ernst Cassirer.
Posting Komentar untuk "Memahami Dansa sebagai Simbol kebudayaan Orang Timor dalam Pemikiran Filsuf Ernst Cassirer"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat