Jelajahi Suka Duka Perjalanan Mencari Jodoh bersama Tinder
Penulis: Vanya Viranda (HumasDialogue Communications) | Editor: Fredy Suni
Ridho, 25 tahun, member Tinder asal Jakarta membagikan pengalaman uniknya saat menggunakan Tinder | Foto: Humas Tinder |
Setiap pertemuan pasti punya banyak cerita. Ada yang berakhir bahagia, ada yang cukup sampai di situ saja ceritanya, atau ada juga yang nggak berakhir sesuai ekspektasi tapi bisa temenan erat. Salah satunya seperti cerita member Tinder Ridho dan Lidya. Nggak hanya kenalan dengan orang baru, mereka juga akhirnya menjalin pertemanan dengan match mereka di Tinder melalui cerita yang unik dan mungkin relatable sama kisah pengguna Tinder lainnya.
Tafenpah.com - Kamu percaya nggak sama kebetulan? Setiap orang yang datang ke hidup kamu mestinya punya peranan masing-masing, entah buat nemenin kamu sementara, atau jadi pendamping hidup kamu selamanya. Kenalin Ridho (25 tahun) dan Lidya (23 tahun), member Tinder yang punya lika- liku pengalaman kencan yang menarik dan seru. Yuk, simak cerita mereka membuka dan menutup setiap pertemuan tanpa harus nge-ghosting dan menyisakan urusan yang belum selesai:
Mulai dengan menjadi sosok menarik yang sulit dilewatkan
Setiap hubungan bermula dari ketertarikan satu sama lain. Kuncinya, ada di profil Tinder kamu.
Buat Lidya, ia selalu merhatiin bio seseorang. “Dari baca bionya, aku jadi dapet ide ngebuka
obrolan yang nggak garing.” Sementara Ridho lebih punya pertimbangan visual. “Foto yang
menarik itu kunci utama buat swipe. Aku suka orang yang terlihat natural dan jujur lewat foto
profil mereka; lebih bagus lagi malah kalau fotonya nggak banyak pakai filter.”
Lidya, 23 tahun, member Tinder yang juga berasal dari Jakarta mendapatkan kisah manis melalui Tinder | Foto: Humas Tinder |
Paham bahwa setiap orang yang kamu temui punya kisah masing-masing.Kamu match sama orang baru. Setelah berapa kali ngobrol, kamu penasaran, kenapa sih, mereka pakai aplikasi ini. Ridho bilang, ia daftar Tinder karena penasaran, makanya awalnya ia belum tahu mau cari kenalan yang seperti apa. Nah, kalau Lidya, daftar Tinder karena saat itu dia lagi patah hati dan ingin cepat-cepat buka lembaran baru. Dengan mengetahui motivasi match kamu,kamu akan lebih memahami sikap mereka. Hal ini juga bisa membantu kalian menjaga ekspektasi tentang hubungan kalian berdua.
Sampai di Fase PDKT
Akhirnya ketemuan juga. Ngedate di coffee shop? Nonton bareng? Atau mungkin jalan-jalan ke
taman? Melakukan apa, dan pergi kemana, sangat menentukan vibes kalian. Ridho pernah punya
pengalaman nge-date spesial bareng cewek bernama Fanny.
Baca Juga: Kamu yang Insecure, Yuk Tonton 5 Drakor ini Biar Kamu Makin Pede
“Kita match lewat kolom Sports di Tinder Explore. Aku dan Dia sama-sama suka volly. Akhirnya aku ajakin Fanny buat main volly bareng! Kayak jarang banget nggak sih, orang baru kenal langsung main volly bareng?” kata Ridho sambil tertawa.
Nikmatin perasaan dan setiap momennya
Biasanya setelah jalan bareng beberapa kali, kamu bakal mulai ngerasain campur aduk, ya deg-
degan, penasaran, terus berbunga-bunga ���� Mungkin perasaan itu sulit dikontrol, tapi tetap
ingat sama realita dan nikmatin setiap momennya, ya. “Match aku tahu kalau aku belum pernah
naik Transjakarta, jadi dia ngajakin aku nge-date keliling kota sambil naik Transjakarta dan
Commuter Line. Selain baik, aku suka cara dia ngejelasin sesuatu ke aku.” ujar Lidya.
Jadi, mau dibawa kemana nih? Saatnya bicara jujur sama match kamu
Nge-date sudah, chat dengan intens sudah, mungkin kamu mulai mempertanyakan mau dibawa
ke mana nih, hubungan kalian? Jujur-jujuran tentang perasaan kalian mungkin sulit dilakukan,
tapi fase ini penting buat menghindari diri dari drama nggak jelas. Apalagi kalau harus sampai
ghosting atau kabur tanpa penjelasan, duh nggak banget deh!
“Aku dan Fanny jadi makin deket, tapi kita juga makin sadar kalau kita lebih nyaman sebagai
sahabat. Jadi aku beranikan diri untuk jujur, dan untungnya ia juga merasakan yang sama,” kata
Ridho.
“Nggak lama, aku mulai sadar kalau kita berdua masih perlu nyembuhin luka dari hubungan
masa lalu, dan lebih baik temenan aja saat itu. Akhirnya kita masih jadi teman dekat sampai hari
ini,” aku Lidya.
Satu babak selesai; babak lain menunggu
Seperti banyak hal di hidup ini, kadang hubungan berjalan lancar, kadang juga nggak. Ridho dan
Lidya setuju kalau kecocokan, kedewasaan, dan kejujuran adalah pelajaran penting yang
mereka temukan lewat suka duka perjalanan mereka mencari jodoh.
“Hubungan yang lewat kemarin nggak bikin aku kapok juga sih, karena pada akhirnya, setiap
pertemuan sama seseorang ninggalin pengalaman berharga,” kata Ridho dengan semangat.
“Hubungan yang nggak berhasil bukan suatu kegagalan kok, karena aku jadi belajar
kedewasaan baru dari sana,” tambah Lidya tentang pengalamannya.
Mungkin hubungannya nggak berjalan sesuai ekspektasi, tapi bukan berarti kamu kehilangan
kesempatan.
Inget, kalau semua hal yang baik nggak akan datang dengan mudah, dan semua
ini adalah bagian kecil dari perjalanan mencari jodoh kamu yang belum berakhir.
Kalian punya cerita yang mirip sama Ridho dan Lidya? Tinder akan selalu ada buat ngebantu
balikin semangat kamu, dan coba lagi petualangan berkencan kalian.
*****
TENTANG TINDER
Tinder diperkenalkan di sebuah kampus pada tahun 2012 dan merupakan aplikasi terpopuler di dunia untuk bertemu
orang baru. Dapat diakses di 190 negara dengan 40+ bahasa, Tinder merupakan aplikasi non-permainan
berpenghasilan terbesar secara global. Tinder telah diunduh lebih dari 450 juta kali dan telah menghasilkan lebih dari
65 miliar match.
Tafenpah.com -
Posting Komentar untuk "Jelajahi Suka Duka Perjalanan Mencari Jodoh bersama Tinder"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat