Potretan Li'an Kuan di Tengah Perkembangan Zaman

Penulis: Fredy Suni

Potretan Li'an Kuan Haumeni | Foto: Hengky Nule

Tafenpah.com - Setiap orang memiliki kisah kehidupannya di kampung halaman.



Selama berada di kampung, Li'ana (Cara bacanya; lian) yang berarti 'anak desa/kampung, tentunya  pasti merasa senang. Lantaran, ia selalu dekat dengan orang tuanya.


Tak menutup kemungkinan, ada juga pengalaman tak menyenangkan bagi Li'ana  kuan.



Terkait dengan pengalaman suka dan duka, kita semua cukup mengingat kembali memori di kampung halaman tercinta.



Zaman Berubah, Li'ana Kuan Juga Ikut Berubah


Salah satu perubahaan yang dialami oleh semua anak desa adalah peluang akan masa depannya.



Makanya, semua anak desa, ketika menamatkan pendidikan Dasar, Menengah hingga Perguruan Tinggi pasti memilih untuk merantau.


Karena selama di tanah rantau, anak desa (lian kuan) juga ikut berubah.



Perubahaan itu bisa dilihat dari aspek/segi emosional (keadaan batin, mental), cara berpikir, melihat peluang, dan berbagai hal positif yang mengarah pada self improvment atau pengembangan diri.



Satu hal yang tak bisa dihindari anak kampung adalah peristiwa pulang ke kampung.



Karena bagaimana pun juga, ke mana pun kita pergi (merantau), pada akhirnya kita akan kembali ke kampung.



Hukum alam ini mutlak akan dialami setiap anak desa. Karena ikatan emosional, geografis (tempat tinggal) di mana anak desa/kampung lahir dan besar.



Ada yang kembali karena peristiwa kehilangan salah satu anggota keluarganya, acara budaya, tradisi keagamaan, dll.



Sebaliknya, ada anak desa yang tidak pulang kampung. Karena berbagai alasannya.



Namun, jauh di lubuk hati yang terdalam, mereka juga merindukan suasana kedamaian di kampung halaman, kala berkumpul bersama anggota keluarganya.



Sobat desa, pembicaraan kita sudah di penghujung, lantas, hal apa saja yang kalian sudah dapatkan selama di negeri asing?


Apakah kalian merindukan momen berkumpul dengan keluarga tercinta?


Mumpung, masa ada waktu, investasikan waktu berhargamu untuk sewaktu-waktu kembali ke desa.



Orang tua kita tidak menginginkan harta benda yang melimpah untuk kembali, yang mereka butuhkan adalah apakah kita sehat selama di negeri rantau.



Itulah kerinduan terbesar orang tua di kampung halaman tercinta.



Akhirnya, apa pun boleh berubah, namun keluarga kita di kampung jauh lebih penting, dan cara kesederhaan kita akan tetap terkenang sepanjang hayat kita.



Bila kita, melepaskan ego dan gengsi untuk pulang ke rumah.



Salam kerinduan sobat desa



Instagram @ Fredy_Suni18




Frederikus Suni Redaksi Tafenpah
Frederikus Suni Redaksi Tafenpah Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Potretan Li'an Kuan di Tengah Perkembangan Zaman"