Kedutaan Vatikan Nikaragua Dipindahkan ke Kosta Rika, Karena Adanya Larangan Prosesi Paskah dan Penyiksaan terhadap Pemimpin Katolik dari Pemerintah Setempat

Penulis: Fredy Suni

Mgr. Marcel Mbaye Diouf (Tengah) bersama karyawan di Nunsiantura Nikaragua | Sumber Foto; Vatikan News

Internasional, Tafenpah.com - Perwakilan Vatikan untuk Nikaragua, resmi pindahkan kantor kedutaan ke negara Kosta Rika, atas permintaan pemerintah setempat.

Pemindahan kantor Diplomatik Tahta Suci dari Managua Ibukota Nikaragua, Amerika Tengah ini juga akan berpengaruh pada relasi Vatikan dengan negara tersebut.

Pasalnya, Mgr. Marcel Mbaye Diouf, selaku Kuasa Hukum Nunsiatur yang ditugaskan Vatikan untuk Nikaragua merasa kurang nyaman dengan perlakuan pemerintah di negara Amerika Tengah ini.


Tentu saja, fenomena ini akan mempengaruhi hubungan kedua negara tersebut. Mengingat kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan yang mereka sudah jalankan selama puluhan tahun, tiba-tiba terganggu dengan permintaan pemerintah Nikaragua.

Permintaan pemerintah Nikaragua kepada Vatikan tertanggal 10 Maret. Namun, baru terlaksana pada tanggal 17 Maret 2023.

Untuk diketahui bersama, Mgr. Diouf bersama karyawan yang bukan warga Nikaragua, saat ini sudah resmi menjalankan tugas dan tanggung jawab di negara Kosta Rika.

Faktor utama dari pemindahan kantor Kedutaan Vatikan untuk Managua (Nikaragua), karena pemerintah setempat melarang prosesi Perayaan Paskah.

Jauh daripada itu adalah insiden penyerangan para Uskup yang ada di Nikaragua.

Sebagai langkah konkret, Vatikan mau tak mau harus menutup Kantor Kedutaan, demi menghindari berbagai insiden penyerangan kepada Biarawan yang ada di negara tersebut.

Inilah wajah Gereja Universal di tengah gempuran zaman.

Awal dari kemarahan pemerintah Nikaragua kepada Vatikan, lantaran dalam wawancara Paus Fransiskus bersama salah satu media Spanyol, Infobae tanggal 10 Maret menyinggung Presiden Daniel Ortega tidak stabil, dan dikaitkan dengan Sandinista Nikaragua yang dikaitkan dengan rezim Nazi, Hitler.

Ada pun alasan Paus Fransiskus mengatakan hal demikian. Karena Paus Fransiskus menilai pemenjaraan Uskup Nikaragua, Ronaldo Alvarez selama 26 tahun di bawah kediktatoran Ortega tidak adil.

Paus Fransiskus juga mengatakan negara tersebut bukan penganut paham Nazi yang semena-mena bertindak dan melukai psikologi para Biarawan.

Fakta lainnya adalah ada indikasi presiden Daniel Ortega bersama istrinya, Rosario Murillo yang merupakan wakil presiden dari Partai Sosialis Front Pembebasan Nasional Sandinista Nikaragua melakulan korupsi, penipuan pemilih, memenjarakan pembangkang kritis, jurnalis, dan melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang kejam terhadap warga Nikaragua.

Penyiksaan dan pemenjaraan terhadap pemimpin Katolik, termasuk satu Uskup dan beberapa Imam selama satu tahun terakhir.


Sumber; Instagram dan Website Pena Katolik






Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Kedutaan Vatikan Nikaragua Dipindahkan ke Kosta Rika, Karena Adanya Larangan Prosesi Paskah dan Penyiksaan terhadap Pemimpin Katolik dari Pemerintah Setempat"