Materialisme Dialektika ala Engels
Materialisme Dialektika ala Engels | Gambar Tafenpah.com |
Meskipun begitu ada yang berpendapat bahwa Engels telah mendangkalkan pemikiran
Marx. Akan tetapi, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa Engels dan Marx
tidak memiliki suatu pertentangan apa pun. Sebenarnya Engels mempunyai
sumbangan besar bagi pemikiran Marx.
Hal ini terbukti dalam peran Engels menjadikan
“Marxisme” sebuah “pandangan dunia proletar” yang ingin menunjuk jalan ke masa
depan dengan kepastian ilmiah (Suseno, 1999:213). Karena itu dalam
tulisan kecil ini saya ingin mengulas sumbangan Engels bagi Marxisme. Terutama
mengenai materialisme dialektis (Uraian dalam tulisan
ini di ambil dari Suseno,1999).
Materialisme
Dialektis
Materialisme dialektis merupakan ajaran mengenai alam secara umum. Metode Marx, dialektika, diterapkan Engels untuk menganalisis “alur sejarah” pada alam.
Engels
mengklaim bahwa Marx telah “membumikan” wawasan Hegel dalam materialisme yang
sesuai dengan ilmu fisika dan alam pada zamannya, dan bahwa Marx telah
mengidentifikasi metode dialektika yang dapat diterapkan pada alam, sejarah dan
pemikiran (Encyclopedia
of Philosophy).
Di sini sangat jelas bahwa Engels bermaksud untuk memberi pencerahan tentang pemahaman alam yang dialektis dan sekaligus materialis. Maksudnya adalah bahwa seluruh realitas bersifat materi atau berkembang dari materi. Materi merupakan kenyataan pokok (fundamental reality). Hal ini mau menunjukkan bahwa segala sesuatu yang berada dalam ruang dan waktu adalah bersifat materi. Segala sesuatu berkembang dari materi.
Tidak ada Allah maupun makhluk-makhluk halus, tidak ada jiwa dan
tak ada kehidupan sesudah kematian(Suseno, 1999:65). Dengan
demikian hal itu mengafirmasi bahwa tidak ada realitas yang bukan materi.
Materi bersifat dinamis yang terus
bergerak. Ada beberapa macam gerakan materi: gerakan mekanis, kimia, biologis, dan psikis. Materialisme dialektis mengakui
perbedaan-perbedaan kualitatif antara materi yang mati, yang hidup, dan yang
mampu untuk berkesadaran dan berintelegensi.
Dialektika menjelaskan perkembangan materi itu dari yang paling sederhana sampai ke yang paling tinggi.
Dalam menjelaskan perkembangan
materi itu ada tiga hukum dialektika yang dapat dijadikan asas untuk
memperlihatkan pergerakan materi dari tingkat yang lebih rendah ketingkat yang
lebih tinggi.
Pertama, hukum loncatan dialektis, yaitu dari perkembangan kuantitatif ke perubahan kualitatif. Hukum ini menegaskan bahwa segala perubahan pertama-tama bersifat kuantitatif atau mekanis. Ketika perubahan kualitatif ini mencapai batas kemungkinannya, akan ada loncatan kualitatif.
Dengan demikian materi dapat mencapai tingkat hidup secara kualitatif
lebih tinggi dengan adanya loncatan dialektis itu.
Kedua, hukum saling peresapan kontradiksi. Menurut hukum ini, dalam segala hal yang ada terdapat kontradiksi-kontradiksi. Di sini ada tesis dan lawannya anti tesis, yang melahirkan sintesis.
Sintesis menyebabkan munculnya tesis baru
dan antitesis baru pula. Begitu seterusnya. Setiap hal selalu ada pertentangan-pertentangan. Kontradiksi internal inilah yang menjadi dinamo segala perubahan dan
perkembangan.
Hukum ketiga adalah hukum negasi terhadap negasi. Hukum ini mengandaikan suatu penyangkalan terhadap sistem lama oleh sistem yang baru.
Penyangkalan terhadap sistem yang lama itulah yang melahirkan sistem yang baru
yang merupakan penyangkalannya. Penyangkalan itu sendiri akan disangkal lagi
oleh sebuah sistem baru yang dalam titik segi-segi tertentu mengulangi
sistem semula. Dengan demikian perkembangan
terjadi secara spiral.
Menurut Engels ketiga hukum dialektika di atas mampu
menjelaskan gejala sosial maupun alami. Baik alam maupun sosial (masyarakat)
selalu dalam proses perubahan. Proses perubahan inilah yang dapat dijelaskan
melalui ketiga hukum dialektika itu. Bahwa perubahan sangat mungkin terjadi
karena materi tidak bersifat statis tetapi selalu bergerak (dinamis).
Dengan materialisme dialektis, Marxisme menjadi sebuah pandangan holistik yang mencakup semua realitas. Dalam arti marxisme memuat penjelasan tentang keseluruhan realitas. Dengan begitu marxisme menjadi suatu sistem yang mandiri dan lengkap, yang mengklaim dapat menjawab semua pertanyaan manusia.
Dengan demikian marxisme mengalami pergeseran dari suatu teori kritis kelas buruh menjadi sebuah teori objektif. Sebagai teori objektif marxisme mengklaim mampu mengungkapkan hukum objektif perkembangan masyarakat.
Menurut Engels, Marx menjadi penemu hukum yang menentukan
sejarah, yaitu perkembangan sejarah manusia.
Posting Komentar untuk "Materialisme Dialektika ala Engels"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat