Menelaah 10 Prinsip Jurnalisme dalam Perspektif Blogger Tafenpah

Nama: Frederikus Suni |Tugas: Dasar-Dasar Jurnalistik |Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia

 

 

Menelaah 10 Prinsip Jurnalisme dalam Perspektif Blogger Tafenpah. Sumber/foto: Kompas   

Tafenpah.com - Setiap media memiliki etika dalam pemberitaan. Meskipun dalam realita di lapangan, banyak pekerja pers yang memilih untuk mengabaikan etika tersebut, karena pelbagai faktor.

 

Menelaah fenomena tersebut, sebagai mantan Jurnalis yang kini fokus pada pengembangan portal Tafenpah, saya akan membahas 10 prinsip Jurnalistik beserta kelebihan dan kekurangannya.

 

1.     Kebenaran

2.     Loyalitas

3.     Verifikasi

4.     Independen

5.     Jurnalisme Memantau Kekuasaan

6.     Jurnalisme sebagai Forum Publik

7.     Relevans

8.     Komprehensif

9.     Hati Nurani

10.  Hak dan Kewajiban Berita

 

Kebenaran

Informasi apapun harus mengandung kebenaran. Kebenaran adalah asas tertinggi dalam produksi berita.

 

Namun, tidak dapat dipungkiri, banjirnya informasi di sosial media, kerap kali mengaburkan kebenaran itu sendiri.

 

Perihal berita itu didasarkan pada realita/fakta atau persepsi, itu tergantung pada pewartanya, dalam hal ini seorang Jurnalis.

 

Terpisah dari ranah Jurnalis, masalah utama yang kian pelik dalam produksi informasi adalah berdasarkan pada keputusan PEMRED.

 

Jika media pemberitaan, katakan salah satu media arus utama (mainstream) memihak salah satu figur publik, otomatis pemberitaan apapun pasti disesuaikan dengan kemauan figut tersebut.

 

Inilah realita, di mana uang bisa menguasai apapun.

 

Loyalitas

Tujuan dari pemberitaan adalah memuaskan audiens. Atau dalam artian blogger Tafenpah adalah seorang pekerja pers harus loyal lepada masyarakat.

 

Karena informasi apapun itu berasal dari peristiwa remeh temeh yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Pada aakhirnya, informasi itu pun dikonsumsi oleh masyarakat itu sendiri.

 

Untuk itu, penulisan berita harus didasarkan pada apa yang dilihat, bukan produksi berita dalam perspektif olah rasa.

 

Karena jika itu terjadi, maka berita tersebut masuk dalam opini dan fiksi.

 

Verifiksi

Berita yang baik harus berlandaskan pada tahap verifikasi. Sebagai mantan Jurnalis, sebelum mempublikasikan berita, saya biasanya menghubungi kembali narasumber.

 

Tujuannya tak lain adalah untuk memastikan, apakah berita dari narasumber sudah aman untuk dipublikasikan ataukah adanya keberatan dari narasumber.

 

Memang tugas utama ini adalah dewan redaksi, tapi setidaknya sebagai pewarta/jurnalis, kita pun harus melihat kembali isi tulisan kita.

 

Jangan sampai berita itu mengandung cacat logika atau tidak berimbang.

 

Masalah inilah yang  kian marak terjadi dalam pemberitaan dewasa ini.

 

Di mana, kebanyakan pekerja pers sudah mengabaikan prinsip verifikasi.

 

Independen

 

Prinsip Independen inilah yang perlu dihidupi pekerja media, termasuk pengelola media di mana pun.

 

Karena apabila media dikuasai oleh mereka yang punya kekuasaan, hal itu akan berpengaruh pada informasi apa pun dalam media tersebut.

 

Memang, di era keterhubungan ini, prinsip independen tidak murni lagi dalam pemberitaan.

 

Karena adanya hubungan timbal balik antara pekerja pers dan pihak yang mendanai, dalam hal ini donatur media.

 

Hubungan timbal balik ini bersifat saling menguntungkan. Padahal, dalam logikanya, objek eksploitasi adalah orang-orang yang tidak sepihak bahkan masyarakat pinggiran selalu masuk dalam jebakan batman ini.

 

Hubungan timbal balik ini bersifat saling menguntungkan. Padahal, dalam logikanya, objek eksploitasi adalah orang-orang yang tidak sepihak bahkan masyarakat pinggiran selalu masuk dalam

 

Jurnalisme Memantau Kekuasaan

 

Jurnalis memiliki wewenang penuh untuk memantau dinamika kekuasaan.

 

Meskipun begitu, prinsip ini kerap dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk menggoalkan tujuan mereka.

 

Jurnalis sebagai pilar demokrasi harus memegang teguh asas kebenaran, keberimbangan berita, dan loyal terhadap masyarakat di mana pun.

 

Untuk itu, pekerj pers tidak etis untuk memanfaatkan prinsip ini untuk menindas mereka yang lemah atau bermasalah.

 

Jurnalisme sebagai Forum Publik

Medka sebagai wadah atau ruang untuk menyalurkan berbagai peristiwa harian.

 

Berkat media, kita dengan mudah mendapatkan informasi di mana pun, baik dalam skala lokal, nasional hingga mancanegara semuanya kini dalam genggaman kita.

 

Keuntungan masyarakat mempercayakan media, karena Jurnalis membantu untuk menyuarakan aspirasi mereka kepada pemerintah.

 

Demikian pula, pemerintah dengan mudah memberikan informasi apapun kepada warga.

 

Relevan

Perihal relevannya Jurnalis di era banjir informasi ini, saya pribadi mengakuinya.

 

Karena melalui karya jurnalisme, kita tahu banyak hal. Karya jurnalisme juga membantu siapapun yang berada dalam kesulitan.

 

Contohnya: Jika sebagai bujangan ingin menembak gebetan, tapi tidak tahu teknik apa yang harus digunakan dalam mendekati sang pujaan hati.

 

Bujangan itu bisa membuka karya jurnalisme yang ada di google dan platform manapun untuk mencari informasi.

 

Di balik informasi berharga itu, ada perjuangan dari jurnalis dalam melahirkan karya-karya yang abadi

 

Inilah relevansi kehadiran media dan jurnalisnya di era disrubsi.

 

Komprehensif

Informasi yang baik, biasanya sangat komprehensif. Melalui karya jurnalisme, kita dipermudah dalam mendapatkan banyak hal.

Karya-karya fenomenal yang mengupas semak beluk kehidupan sosial dan budaya bangsa ini, kita hanya temukan dalam karya jurnalisme.

 

Baik itu berupa berita audiovisual maupun hanya teks (artikel, dan sejenisnya).

 

Hati Nurani

 

Setiap pekerja pers sudah pasti punya hati yang besar dalam berkarya.

 

Seberapa kesulitan dalam mencari berita, mengolah, sampai pada tahap publikasi fan dikonsumsi banyak orang memerlukan pengorbanan ekstra dari jurnalis.

 

Mereka bekerja sesuai hati nurani. Walaupun ada yang tidak bekerja dengan hati.

 

Perihal ini terjadi di berbagai lini kehidupan. Itulah realita yang kita petik dari karya jurnalisme.

 

Hak dan Kewajiban Berita

Setiap berita sepenuhnya menjadi tanggung jawab jurnalis dan pengelolanya.

 

Makanya, setiap media harus lolos verifikasi dewan pers. Selain itu, media harus berbadan hukum.

 

Karena berita apapun pada saatnya nanti akan menjadi bahan acuan dalam menyelesaikan berbagai perkara.

 

Untuk itu, dengan memperhatikan ke-10 prinsip jurnalisme di atas, produksi berita pun menjadi bahan acuan bagi siapapun dalam mencari informasi yang valid.

 

Demikian ulasan singkat dari saya. Sekian dan terima kasih.

 

Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Menelaah 10 Prinsip Jurnalisme dalam Perspektif Blogger Tafenpah "