Pilpres 2024: Analisa Tafenpah Group Seputar Propaganda Digital Marketing dan Peran Penting Ilmu Komunikasi
Penulis: Frederikus Suni
Analisa Tafenpah Group Seputar Propaganda Digital Marketing dan Peran Penting Ilmu Komunikasi. Sumber/foto: Media Indonesia |
Tafenpah.com - Setiap kesempatan berpotensi untuk mendatangkan kemenangan dan kekalahan.
Persoalan kalah dan menang dalam pertarungan pesta demokrasi adalah hal wajar dalam dunia perpolitikan.
Meskipun begitu, ada pihak yang menerima dengan lapang dada, alias berjiwa besar. Sebaliknya, ada pihak tertentu yang sulit untuk menerima keputusan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, sejatinya perang opini pun bertebaran di jagad media sosial dan massa.
Bahkan ada pihak tertentu yang menggunakan teknik debat 'Argumentum Ad Hominem.'
Apa itu argumen ad hominem? Dalam dunia filsafat, istilah tersebut dimaksudkan sebagai upaya seseorang atau pihak tertentu untuk menyerang lawan bicaranya dengan menyerang pribadi dan karakternya.
Sebagai pendekatan kontekstualnya, pembaca budiman dapat menelusuri debat Cawapres dan Capres 2024.
Barangkali di sana, ada Argumentum Ad Hominem.
Setelah menelusuri kembali tayangan-tayangan debat Cawapres dan Capres 2024, kita akan melihat lebih jauh dari pengaruh propaganda digital marketing, khususnya dalam memenangkan opini publik, demi memuluskan langkah jagoan setiap orang di kontestasi Pilpres 2024.
Propaganda Digital Marketing
Sumber gambar: Binar Academy |
Di sela-sela penantian pemilihan presiden dan wakil presiden 2024, tampak dari layar depan masyarakat Indonesia, segalanya berjalan sebagaimana mestinya, tanpa ada persoalan.
Namun, di belakang layar, keadaannya jauh lebih ekstrem dari para praktisi digital marketing, yang tak lain ada TPN dari setiap capres dan cawapres 2024.
Bukan hanya itu saja, para pendukung fanatik dari ketiga capres dan cawapres 2024 pun, ada yang diam-diam maupun secara terang-terangan beretorika di berbagai kesempatan hanya untuk mendulang suara untuk jagoannya menuju kursi nomor 1 dan 2 RI.
Tujuan dari cara tersebut adalah mendapatkan kepuasan dari tim dan juga memuluskan pribadi tertentu, apalagi praktisi digital marketing tersebut adalah salah satu calon legislatif, baik untuk daerah, provinsi maupun pusat.
Tentunya semua itu adalah sah-sah saja. Layaknya dalam sistem demokrasi dunia.
Persoalan utamanya adalah banyak cara yang keluar dari jalur atau koridornya, jika dilihat dari aspek etika dan moral.
Namun, itulah sajian fakta dari setiap pesta demokrasi bangsa.
Nah, untuk meredam gejolak politik yang kian panas, membara, dan memisahkan antara individu yang satu dan lainnya, termasuk tembok pemisah antar kelompok, di sinilah peran Ilmu Komunikasi.
Ilmu Komunikasi Memainkan Peran Penting dalam Menetralisir Gejolak Pilpres 2024
Di balik perdebatan yang kian memanas di ruang publik, termasuk senyum satiris dari setiap pasangan menuju pesta demokrasi 2024, sebagai warga Indonesia, kita pun butuh keamanan nasional, demi menjaga kestabilan ekonomi dan berbagai aspek penting lainnya.
Untuk itu, Ilmu Komunikasi lintas budaya perlu ditumbuhkembangkan dalam setiap warga Indonesia.
Tujuannya, kita tetap menjaga nilai-nilai moral para leluhur (Founder Fathers) bangsa Indonesia yakni; saling menghargai, menghormati, menjunjung tinggi asas demokrasi yang adil, aman dan tertib.
Demikian analisa singkat dari Redaksi Tafenpah Group pada episode ini.
Discalimer: Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, memojokkan, menyerang, dan membuat sensasi. Melainkan tulisan ini sebagai bahan permenungan bersama untuk menyonsong pesta demokrasi Indonesia yang adil, aman, dan tertib.
Instagram penulis: @suni_fredy
Youtube: Tafenpah Group
Jaringan portal Tafenpah Group:
www.tafenpah.com
www.pahtimor.com
www.hitztafenpah.com
www.lelahnyahidup.com
www.sporttafenpah.com
Posting Komentar untuk "Pilpres 2024: Analisa Tafenpah Group Seputar Propaganda Digital Marketing dan Peran Penting Ilmu Komunikasi"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat