Bahasa Dawan Sebagai Simbol Kepribadian, Aktualisasi dan Implementasi Pancasila Etnis Dawan Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Penulis: Frederikus Suni
Ilustrasi mama-mama etnis Dawan Timor sedang berkomunikasi dengan bahasa Dawan. Foto: Frederikus Suni/Tafenpah.com |
Tafenpah.com - Bahasa adalah simbol pemersatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Etnis Dawan Timor yang mendiami wilayah perbatasan Indonesia, mulai dari daratan kota Kupang (Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur/NTT) hingga sebagian distrik Oekusi negara Demokratik Timor Leste, dalam keseharian menggunakan bahasa Dawan, sebagai bahasa pemersatu, selain bahasa Indonesia.
Bahasa dawan disebut sebagai simbol aktualisasi
Pancasila, karena dalam setiap zaman, ada perubahan dan pembaharuan secara
kontinyu, untuk mentransformasikan nilai-nilai leluhur etnis Dawan dalam
kehidupan praktis, khususnya dalam norma atau aturan hidup berbangsa dan
bernegara.
Lalu, bahasa Dawan disebut sebagai simbol
kepribadian, karena setiap perubahan pasti ada pro dan kontra, antara generasi
tua dan generasi muda suku Dawan di provinsi Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, bahasa Dawan juga sebagai bagian dari
representasi kepribadian generasi etnis Dawan dalam mewarnai serta mengisi
kemerdekaan Indonesia dengan potensi yang mereka miliki.
Selanjutnya, generasi dari etnis Dawan Timor NTT akan
mewujudnyatakan nilai-nilai kekayaan atau warisan para leluhur, dalam konteks
ini adalah budaya saling menghargai, saling menjaga, berjiwa nasionalis,
sebagaimana warga Indonesia menjalankan makna Pancasila dalam kehidupan
bersama.
1.1 Rumusan Masalah
Untuk memudahkan tulisan ini,
pertama-tama penulis akan menyajikan beberapa pertanyaan dasar, sebagai bahan
acuan bagi penulis dalam memetakkan ruang lingkup tulisan, kurang lebih seperti
di bawah ini:
·
Apa yang dimaksud dengan bahasa Dawan sebagai simbol
kepribadian bangsa?
·
Mengapa Bahasa Dawan memiliki kedudukan yang penting bagi
etnis Dawan Timor NTT?
·
Aktualisasi seperti apakah etnis Dawan Timor NTT?
·
Bagaimana etnis Dawan Timor NTT mengimplementasikan bahasa
Dawan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
·
Relevansi bahasa Dawan dan Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara?
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini
adalah penulis ingin memperkenalkan kekayaan bahasa Dawan Timor NTT kepada
pembaca, selain sebagai tugas makalah matakuliah Pancasila, Program Studi Ilmu
Komunikasi, Universitas Siber Asia.
1.3 Manfaat Penulisan
Memperkaya wawasan pembaca,
sekaligus sebagai bahan branding dari penulis yang merupakan generasi dari
etnis Dawan Timor NTT, bahwasannya kedudukan bahasa Dawan sangat seksi di
tengah derasnya pengaruh budaya luar, dalam kehidupan generasi muda provinsi
Nusa Tenggara Timur untuk terus mencintai kearifan lokal budayanya, sebagai
bagian dari kekayaan bumi Nusantara.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini
bersumber dari pengalaman pribadi penulis. Artinya data-data tulisan ini
berdasarkan metodologi kualitatif. Karena penulis adalah bagian integral dari
etnis Dawan Timor, Provinsi Nusan Tenggara Timur.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah
ini dibagi menjadi tiga bagian besar, yakni Pembukaan, Pembahasan dan Penutup.
Bab 2
Pembahasan
Bahasa Dawan Sebagai Simbol
Kepribadian Bangsa
Indonesia merupakan satu dari beberapa negara besar
di dunia yang memiliki berjuta-juta keunikan. Salah satu keunikan yang belum
sepenuhnya dikenal oleh publik adalah bahasa Dawan.
Bahasa Dawan adalah satu dari rumpun bahasa Austronesia
yang masih ada dan terus dilestarikan oleh etnis Dawan Timor di provinsi Nusa
Tengara Timur.
Uniknya, bahasa Dawan merupakan bahasa terbesar di
daratan pulau Timor Indonesia, mulai dari kota Kupang (Ibukota) provinsi Nusa
Tenggara Timur hingga sebagian distrik Oekusi negara Demokratik Timor Leste.
Mayoritas pengguna
bahasa Uab Meto ada di bagian Barat pulau Timor, tepatnya Kabupaten Timor
Tengah Utara (TTU).
Ibukota dari kabupaten
Timor Tengah Utara adalah Kefamenanu. Uniknya, kota kecil dambaan Atoin Meto di
perbatasan Indonesia dan Timor Leste ini selalu ramai dan suasana bikin rindu,
di kala kita berada di negeri orang.
Hingga kini, jumlah
penutur bahasa Uab Meto mencapai kurang lebih 600.000
Pengguna bahasa Uab Meto
juga hampir tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia, bahkan dunia
internasional. Karena adanya persebaran penduduk dalam mencari suaka/oase
kehidupan di negeri rantauan.[1]
Sebagai satu dari sekian juta keturunan etnis Dawan,
penulis sangat bersyukur dan bangga dengan identitasku sebagai Atoin Meto/etnis
dawan. Karena di sanalah, penulis dapat merasakan kelimpahan hidup.
Artinya, ke mana pun penulis berkelana, pada akhirnya
penulis akan kembali ke tanah kelahiranku. Tanah dan budaya yang sudah sejak
lahir membentuk identitasku.
Segala atribut yang berkaitan dengan etnis Dawan
Timor NTT, penulis bangga. Kebanggan tersebut juga ikut dirasakan oleh generasi
etnis Dawan di manapun mereka berada.
Kebanggan tersebut merepresentasikan kepribadian kami
sebagai etnis Dawan Timor yang takkan digantikan oleh kemajuan teknologi
komunikasi serta masifnya pengaruh budaya luar.
Fondasi keprbidan kami sebagai etnis Dawan Timor NTT
juga merupakan bagian dari integritas kami sebagai warga Indonesia yang sangat
mencintai Pancasila. Karena Pancasila adalah bagian dari kepribaadian kami yang
termanivestasi dalam kearifan lokal budaya kami sebagai keturunan etnis Dawan
Timor NTT.
Bahasa Dawan sebagai Jembatan
Sekaligus Fondasi Etnis Dawan Timor Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwasannya
provinsi Nusa Tenggara Timur belakangan ini, sangat diminati oleh jutaan
wisatawan dari mancanegara. Keeksotikan alam, pegunungan, pantai, padang
sabana, religi, hingga budayanya mematik wisatawan untuk datang dan tinggal
menetap di bagian terselatan Indonesia ini.
Menariknya, dengan adanya keberadaan jutaan turis di
pulau Timor dan sekitarnya, kebudayaan NTT, khususnya etnis Dawan Timor juga
semakin dikenal oleh warga dari luar negeri.
Dalam komunikasi harian, selain bahasa Dawan, warga
etnis Dawan Timor NTT juga menggunakan bahasa Indonesia, selain bahasa Inggris
untuk menjalin komunikasi dengan turis mancanegara.
Karena bahasa Dawan sebagai pintu untuk
memperkenalkan kearifan lokal Timor kepada pendatang.
Pendatang yang sudah lama bermukim di tanah Timor
juga sangat mahir dalam menggunakan bahasa Dawan.
Di era keterbukaan ini, penggunaan bahasa Dawan antar
sesama etnis Dawan dan juga turis tak terelakkan lagi. Karena tujuan dari
keberadaan turis di bumi Timor, selain membawa perubahan ekonomi, mereka juga
meletakkan fondasi bagi generasi muda etnis Dawan Timor untuk tetap
melestarikan kearifan lokal budayanya, sebagai warisan dari para leluhur.
Hal unik tersebut dapat ditemukan dengan berbagai
komunitas bahasa Dawan yang tersebar di mana pun. Dalam komunitas tersebut juga
terdapat turis yang dengan telaten ikut mempelajari bahasa Dawan.
Contoh nyata dari kegigihan turis dalam mempelajari
bahasa Dawan juga merupakan kritik sosial bagi generasi muda etnis Dawan.
Karena ada keengganan dari sebagain generasi muda etnis Dawan untuk tidak
berkomunikasi bahasa Dawan, lebih tepatnya ada yang malu untuk menggunakan
bahasa Dawan dalam komunikasi harian.
Beruntung dengan kehadiran turis yang rasa
nasionalisme terhadap warisan leluhurnya yang tinggi, ikut mendorong penulis
dan juga praktisi bahasa Dawan di mana pun untuk terus melestarikan bahasa
Dawan.
Aktualisasi Penggunaan Bahasa
Dawan di Kalangan Generasi Muda Etnis Dawan Timor
Sebagai pegiat digital, penulis biasanya
menginvestasikan sebagain besar waktu dan tenaga untuk menulis artikel seputar
kearifan lokal bahasa Dawan Timor, tepatnya penulis mempublikasikan ribuan
artikel tersebut di blog pribadi www.tafenpah.com.
Tujuan dari ribuan publikasi artikel yang bercita
rasa kebudayaan etnis Dawan Timor NTT adalah sebagai manivestasi sekaligus
aktualisasi penulis dalam melestarikan bahasa Dawan di dunia digital.
[1]
Suni, Frederikus. “Mayoritas Pengguna Bahasa Uab Meto ada di bagian Barat
Pulau Timor”. Diakses dari www.tafenpah.com
pada tanggal 30 Mei 2024.
Selain itu, penulis dan generasi muda Timor NTT di
perantaun, khususnya wilayah DKI Jakarta memiliki beberapa grup perpesanan dan
juga komunitas Dawan.
Motif utama dari komunitas Dawan NTT adalah untuk
tetap melestarikan bahasa Dawan Timor yang kian memprihatinkan di tengah
kemunculan generasi alpha.
Kontekstualnya, kami sesama perantau dari etnis Dawan
Timor NTT, ketika bertemu, kami selalu menggunakan bahasa Dawan.
Berkomunikasi bahasa Dawan dengan sesama perantau
dapat memberikan ruang nostalgia tentang jutaan kenangan masa kecil di kampung
halaman.
Aktualisasi penggunaan bahasa Dawan di kalangan
sesama perantau etnis Dawan menyimbolkan kecintaan kami terhadap kearifan lokal
budaya Indonesia, sebagaimana yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila.
Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Dawan dalam
kehidupan setiap hari, sama halnya kami terus belajar untuk mencintai dan
mengimplementasikan Pancasila di tengah keberagaman budaya nusantara.
Implementasi Bahasa Dawan Generasi Muda Timor
Menjalani kehidupan harian di tanah rantau, tentunya
penulis dan juga mayoritas perantau dari etnis Dawan Timor dan juga berbagai
ras, pastinya memiliki cara unik untuk melestarikan kekayaan budaya leluhurnya.
Sebagai etnis Dawan Timor, penulis tidak hanya
menuliskan karya yang bercita rasa etnis Dawan Timor. Akan tetapi, penulis juga
mengimplementasikan nilai-nilai kearifan lokal etnis Dawan dalam menjalin
komunikasi harian bersama orang lain.
Menjadi manusia yang berbudaya, tidak hanya berhenti
pada falsafat atau filosofi kebudayaan penulis sebagai etnis Dawan Timor.
Namun lebih jauhnya, penulis juga mencoba dan terus
berupaya untuk mempelajari kearifan lokal budaya dari etnis lainnya.
Di dalam buku Komunikasi Lintas Budaya, karya Prof.
Deddy Mulyana, M.A., Ph.D sangat jelas ditekankan pentingnya implementasi nyata
kebudayaan dari mana kita dilahirkan.
Karena tak dapat dibantah bahwa kemajuan teknologi
komunikasi dan transportasi dewasa ini telah memungkinkan manusia di berbagai
penjuru dunia saling mengenal dan berhubungan dengan eratnya. Dalam waktu beberapa
menit saja orang bisa berhubungan antarnegara via telepon. Dengan menggunakan
pesawat jet, sekian jam kemudian mereka bisa pula bertemu muka. Bahkan tanpa
bepergian ke luar negeri pun, kita orang Indonesia sering bertemu dengan orang
berbeda budaya, baik dalam arti ras, suku, agama, jenis kelamin, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, atau sekdar usia yang berbeda.[1]
Relevansi Bahasa Dawan dan Pancasila Dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara
Pancasila sebagai ideologi atau pandangan hidup
bangsa Indonesia. Demikian pula bahasa Dawan merupakan simbol kepribadian,
aktulisasi dan implementasi etnis Dawan Timor NTT dalam menjalin komunikasi
harian.
Potretan bahasa Dawan yang penulis sampaikan di atas,
pertama-tama sebagai fondasi bagi generasi muda suku Dawan dalam menejamkan
kepribadiannya di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
Indonesia akan memasuki bonus demografi pada tahun
2030 mendatang. Sebagai persiapan, generasi muda suku Dawan akan terus
melestarikan warisan para leluhur sebagai bagian tak terpisahkan dari semangat
ber-Pancasila.
Pancasila dan bahasa Dawan adalah bagian integral
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan suku Dawan dalam menjalin jembatan
persahabatan dengan berbagai suku yang ada di tanah air dan juga dunia.
Begitu pun dengan ribuan bahasa daerah yang ada di
nusantara. Terlebih setiap generasi mudanya harus tetap mempertahankan bahasa
daerahnya, sebagai warisan dari leluhur bangsa Indonesia.
Tentunya kita tidak menutup diri dengan perkembangan
zaman. Namun, setidaknya kita selalu berupaya untuk menggunakan bahasa daerah
kita masing-masing dalam kehidupan harian bersama saudara sebangsa dan setanah
air.
Bab 3
Penutup
Kesimpulan
Bahasa merupakan simbol kebudayaan setiap suku
bangsa. Bahasa Dawan merepresentsikan kepribadian, aktualisasi dan implementasi
nyata dari suku Dawan Timor dalam menjalin komunikasi harian.
Melalui komunikasi, kita dapat memahami akan betapa
pentingnya melestarikan warisan budaya leluhur kita.
Indonesia terkenal bukan karena kekayaaan alamnya
saja. Melainkan Indonesia sangat kaya akan kearifan lokal budayanya.
Salah satu budaya Indonesia yang masih terus
dilestarikan di tanah air adalah penggunaan bahasa Dawan, khususnya bagi warga
pulau Timor, provinsi Nusa Tenggara Timur.
Daftar Pustaka
Suni, Frederikus. “Mayoritas Pengguna
Bahasa Uab Meto ada di bagian Barat Pulau Timor”. Diakses dari www.tafenpah.com pada tanggal 30 Mei
2024.
Mulyana, Deddy. Komunikasi Lintas
Budaya. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 2019
Posting Komentar untuk "Bahasa Dawan Sebagai Simbol Kepribadian, Aktualisasi dan Implementasi Pancasila Etnis Dawan Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat