Bahasa Dawan Mengalami Kemunduran Sejak Penelitian 1992, Bagaimana Solusi Pemda dan Pemprov NTT
Penulis: Frederikus Suni
Salah satu bentuk komunikasi Bahasa Dawan Timor NTT. Tafenpah.com |
Tafenpah.com - Bahasa Dawan merupakan salah satu rumpun bahasa Austronesia yang masih tersisa di provinsi Nusa Tenggara Timur.
Provinsi Nusa Tenggara Timur berada di Tenggara Indonesia dan berbatasan langsung dengan negara Demokratik Timor Leste.
Sebagai provinsi perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste, mayoritas penduduknya berbahasa Dawan, selain bahasa Tetun.
Penggunaan bahasa Dawan meliputi kota Kupang (Ibukota provinsi NTT), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Sementara penggunaan bahasa Tetun mayoritas di Kabupaten Malaka dan Belu (Atambua).
Berdasarkan data dari Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2023, jumlah bahasa daerah yang berada di bumi FLOBAMORA (Flores, Sumba, Timor dan Alor) ini mencapai 72 bahasa lokal. Di mana 32 bahasa daerah berada di Alor.
Sejarah Penelitian Bahasa Dawan Tahun 1992
Sejak tahun 1992, para ahli kebudayaan (Antropolog) sudah getol melakukan penelitian terkait tata bahasa Dawan.
Penelitian bahasa Dawan terus berkembang hingga saat ini.
Terkait perkembangan bahasa Dawan, belakangan ini mengalami kemunduran di wilayah kota Kupang dan sekitarnya.
Penyebabnya adalah keengganan generasi muda Atoni Pah Meto untuk berbahasa Dawan dalam komunikasi harian.
Persoalan terbesar ini, tentunya memberikan ancaman serius bagi keberadaan bahasa Dawan di masa depan.
Bagaimana tidak, bahasa Dawan merupakan bahasa Ibu sekaligus bahasa leluhur.
Bahasa Leluhur ini juga menyiratkan simbol-simbol kebudayaan Atoni Pah Meto dalam sejarah peradaban dunia.
Karena bagaimanapun juga, bahasa melambangkan identitas dari setiap orang. Tanpa bahasa, manusia tidak akan mengenali kearifan lokal budayanya.
Kekaburan penggunaan bahasa Dawan di kalangan Milenial juga disebabkan oleh berbagai faktor.
Untuk mengatasi persoalan, terutama menurunnya minat bahasa Dawan di kalangan generasi muda Atoni Pah Meto, setiap pemerintah Daerah yang berada di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan harus bekerjasama dalam berbagai program yang nantinya menumbuhkan minat generasi muda terhadap kekayaan bahasa lokalnya.
Solusi
Setiap persoalan, pastinya punya solusi. Apalagi setiap Pemda yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang tugas utamanya selain memberikan kelayakan pendidikan bagi generasi mudanya, mereka (para instansi tersebut) berkewajiban untuk melestarikan kearifan lokal budaya leluhur, salah satunya adalah bahasa Dawan.
Sebagai warga Atoni Pah Meto kita juga memiliki kewajiban untuk menyebarkan bahasa Dawan dalam kehidupan harian, terutama menggunakan bahasa Ibu tersebut dalam setiap komunikasi.
Portal TAFENPAH.COM juga terus mengemas serta memberikan banyak pandangan/opini terkait kelestarian bahasa Dawan melalui berbagai karya digitalnya.
Sebagai dukungan dari pembaca, menyebarkan atau membagikan/share link tulisan ini juga merupakan satu tugas mulai dari Anda sekalian, terutama dalam mengkampanyekan penggunaan bahasa Dawan di era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di abad ke-21 ini.
Kritik dan saran diharapkan admin TAFENPAH, demi perbaikan tulisan ini ke depannya.
Salam literasi.
Posting Komentar untuk "Bahasa Dawan Mengalami Kemunduran Sejak Penelitian 1992, Bagaimana Solusi Pemda dan Pemprov NTT "
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat