5 Nilai Penting di Balik Konten Kearifan Lokal Provinsi Nusa Tenggara Timur

Oleh: Frederikus Suni

Pantai Merah NTT. Nilai di balik konten kearifan lokal.Tafenpah.com

Tafenpah.com - Membangun konten yang berbasiskan pada nilai kearifan lokal di setiap daerah, tentunya sangat berbeda. Meskipun cara dan penyajian konten kearifan lokal tersebut berbeda dan unik, namun tujuannya sama yakni, memperjuangkan kelima nilai atau prinsip hidup setiap suku bangsa.

Berdasarkan studi pustaka dan juga pengalaman pribadi, saya melihat dan juga merasakan animo atau perhatian yang besar dari masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur, dalam mengemas dan mengkompilasikan, pikiran mereka ke dalam berbagai publikasi digital, seperti; karya puisi, drama, cerpen, novel, esai, artikel, jurnal hingga konten-konten audiovisual seputar kearifan lokal budaya mereka.

Taman Nasional Komodo. Konten kearifan lokal NTT. PemprovNTT/Tafenpah.com


Beragam publikasi tersebut, merupakan representasi atau perwakilan suara hati mereka, terhadap keberadaan budaya, dari mana mereka lahir, bertumbuh dan berproses menjadi pribadi-pribadi yang peduli pada pertumbuhan karakater hingga sumber daya manusia yang didasarkan pada kearifan lokal.



Karena bagaimanapun juga, kemajuan sumber daya manusia tidak akan pernah terlepas dari akar budayanya.

Untuk itu, sesuai dengan tema tulisan di atas, saya akan membahas kelima nilai penting di balik konten kearifan lokal provinsi Nusa Tenggara Timur di bawah ini:

1. Nilai Religi

2. Nilai Estetika

3. Nilai Gotong Royong

4. Nilai Moral

5. Nilai Toleransi


Nilai Religi

Berdasarkan data dari Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2023, mayoritas masyarakat NTT memeluk kepercayaan Katolik dengan persentase 3.013.820 jiwa (53,73%)
Protestan: 2.028.057 jiwa (36,16%)
Islam: 529.807 jiwa (9,45%)
Hindu: 5.413 jiwa (0,1%)
Buddha: 387 jiwa (0,01%)
Konghucu: 19 jiwa (0,0%)


Meskipun mayoritas warga NTT menganut kepercayaan Katolik, akan tetapi dalam menjalankan aktivitas harian di tengah pluralisme tersebut, antar pemeluk yang satu dan lainnya saling menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sebagaimana yang tercantum dalam kelima sila Pancasila.

Terpisah dari persoalan tersebut, setiap warga NTT saling mendukung dalam proses produksi hingga pendistribusian konten-konten yang berbasisikan pada kearifan lokal NTT.




Karena perbedaan kepercayaan, sejatinya merupakan satu anugerah atau mutiara yang paling berharga bagi warga NTT.

Apalagi provinsi Nusa Tenggara Timur dewasa ini menjadi salah satu destinasi super seksi dan ramai dikunjungi wisatawan, baik wisatawan domestik hingga mancanegara.

Sebagai warga NTT, kita bangga dan bersyukur tinggal di bagian terselatan Indonsia yang sangat kaya akan keindahan alam, pesona pantainya, karakter manusianya, beragam kepercayaan, kebudayaannya hingga sumber daya manusianya yang terus berbenah, mengupgrade diri dengan berbagai kecakapan digital menuju bonus demografi Indonesia 2030 mendatang.

5 Nilai Penting di Balik Konten Kearifan Lokal Provinsi Nusa Tenggara Timur/Tafenpah.com



Nilai Estetika


Setiap kebudayaan yang ada di bumi Flobamora memiliki keunikan serta nilai-nilai estetiknya. Entah kebudayaan pribumi hingga asimilasi kebudayaan setempat dengan pendatang, semuanya terlihat indah.

Keindahan budaya yang ada di NTT, ikut mencerminkan betapa kaya dan majemuknya sumber-sumber estetik, di balik setiap kearifan lokal.

Mengemas konten digital yang berbasiskan pada kearifan lokal setempat, tentunya sangat menantang sekaligus menyenangkan pada kreator konten.

Bagaimana tidak, menulis konten kearifan lokal juga membutuhkan ketelitian dan juga riset yang sangat lama.

Selain itu, beragam referensi pun harus dilakukan oleh pegiat literasi digital untuk menemukan makna dan keindahan di balik ribuan kearifal lokal yang masih belum terekspos di bumi Flobamora.

Flobamora nusa yang kaya dan indah. Kekayaan dan keindahan tersebut, ikut menyediakan ruang kreativitas bagi setiap orang untuk berani memperkenalkan nilai-nilai ekstetik kebudayaannya kepada dunia.

Promosi keindahan konten kearifan lokal NTT bisa ditempuh dengan beragam cara oleh setiap suku. Asalnya, mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam mengenali kelebihan dan keindahan budayanya sendiri.

Kendati demikian, sebelum kita memperkenalkan keindahan nilai-nilai kebudayaan kita kepada publik, pertama-tama kita harus memiliki sense of belonging atau rasa memiliki dari mana kita lahir, besar dan berproses menjadi apa saja, sejauh perjalanan kita beriringan dengan kearifan lokal budaya kita sendiri.

Nilai Gotong Royong

Sejak zaman kerajaan hingga masuknya koloni asing, leluhur bangsa kita sudah mempraktekkan gotong royong.

Karena di balik kegiatan gotong royong, kita pun akan merasakan arti dan makna dari kebersamaan, kerja bakti, toleransi, kepedulian, berbela rasa hingga mencapai fase kebahagiaan.

Sebagaimanaajaran dari filsuf Aristoteles, terutama konsep 'Etika Nicomachean,' bahwasannya kebahagiaan merupakan fase tertinggi atau pencarian terakhir dari manusia.

Senada atau serupa dengan defenisi kebahagiaan di balik nilai gotong royong. Di mana, dalam gotong royong, segala sesuatu yang tampak mustahil kita capai, pada akhirnya kita pun akan mendapatkannya.

Karena semangat gotong royong juga melahirkan energi positif antar suku bangsa. Dalam konteks ini, suku bangsa yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur.

Di mana, leluhur masyarakat NTT sangat terkenal dengan sistem gotong royong. Sama halnya dengan masyarakat Indonesia.

Hari ini, ketika kita berbicara mengenai eksistensi NTT di ruang publik, tentunya semua mata akan tertuju pada destinasi super prioritas Labuan Bajo, karena keberadaan Komodo dan juga eksotisme alam dan pantainya yang mempesona.

Begitu juga dengan Sumba, Kupang, Soe, Kefa hingga Atambua serta daerah lainnya di NTT. Akan tetapi, secara sadar ataupun tidak, warga NTT ke depannya juga membutuhkan sosok pemimpin yang peduli pada industri pertumbuhan konten kearifan lokal.

Karena di balik konten yang berbasisikan pada kearifan lokal budaya, ada semangat gotong royong, bela rasa, bela kampung, kemajuan hingga perkembangan desa-desa indah dan cantik yang ada di wilayah terselatan Indonesia tersebut.

Untuk mewujudkan mimpi tersebut, gotong royong merupakan jalan satu-satunya dalam mendukung pertumbuhan konten digital. Karena kemajuan budaya NTT tidak akan pernah terlepas dari kontribusi pegiat literasi digital hingga kreator konten serta masyarakat dalam membrandingnya di revolusi industri 4.0 maupun 'era society' atau revolusi industri 5.0.

Nilai Moral

Setiap konten yang berbasisikan pada kemasan kearifan lokal nusantara, khususnya kebudayaan NTT mengandung nilai moral.

Moral menyangkut baik dan buruknya tindakan seseorang dalam kehidupan bersama. Moral juga berisikan kewajiban, tanggung jawab dan hal-hal yang berkaitan dengan energi-energi positif dalam memajukan kearifan lokal budaya NTT.

Kendati demikian, moral generasi muda NTT terus dinodai oleh tindakan anarkis dan tak bertanggung jawab dari segelintir orang yang merasa hebat dalam kehidupan bersama kebudayaan lain.

Melihat majemuk dan kompleksnya persoalan moral yang menjerat generasi muda NTT, kita pun tidak memiliki kapasitas untuk mengatasinya.

Karena moral juga bisa bersifat pribadi dan subjektif. Penilaian baik dan buruknya tindakan seseorang, berdampak pada kearifan lokal di mana ia berasal.

Terpisah dari persoalan tersebut, kita masih memiliki peluang untuk memperbaiki kecacatan moral generasi muda NTT di mata publik. Di mana, kita bertanggung jawab untuk menerima kritik, saran dan berani mengakui kesalahan kita di masa lalu, demi menatap cerahnya hari esok dan yang akan datang dengan semangat pembaharuan.

Untuk itu, mengemas dan mempromosikan kearifan lokal budaya NTT melalui ragam konten dapat memperkaya sekaligus membuka cakrawala masyarakat di luar NTT untuk melihat bahwasannya di bumi Flobamora ada sejuta kebaikan.

Asalkan kita mengasah kreativitas kita dan mewujudnyatakannya ke dalam berbagai karya digitalnya sesuai dengan kapasitas diri kita sendiri.

Nilai Toleransi

Tolerasi mengandung arti yang majemuk, tergantung dari persepsi setiap orang. Kebudayaan NTT merefleksikan toleransi sebagai wahana yang dapat mempersatukan perbedaan.

Berbeda bukan berarti kita harus saling bermusuhan. Melainkan, perbedaan karakter, kebudayaan, cara pandang, dan hal-hal yang urgent dan universal sebagai jalan menuju pada pertumbuhan kita di era digital.

Bertumbuh dan berkembang dalam cara pandang kearifan lokal NTT adalah memberikan dampak postif kepada setiap makhluk hidup, tanpa mendiskreditkan ciptaan Tuhan yang lainnya.

Untuk itu, melalui ke-4 poin di atas, sejatinya merupakan pemenuhan dari poin kelima ini. Karena kita kita sudah merefleksikan nilai religi, nilai estetika, nilai gotong royong dan nilai moral.

Mencari sudut pandang dari nilai religi, estetika, gotong royong dan moral dapat membawa kita pada pencapaian tertinggi di balik konten kearifan lokal yakni 'toleransi.'

https://www.youtube.com/@suni_fredy



Untuk itu, dukung terus konten-konten yang ada di portal/situs/web tafenpah.com sebagai jalan menuju toleransi. Artinya, kita saling membantu dalam mendistribusikan konten-konten yang berbasiskan pada kearifan lokal nusantara sebagai mutiara kekayaan bangsa Indonesia.

Yuk, Bantu dan dukung pertumbuhan Channel Youtube Kami di bawah ini:





Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "5 Nilai Penting di Balik Konten Kearifan Lokal Provinsi Nusa Tenggara Timur"