Bagaimana Relevansi Wakil Menteri PPPA Veronica Tan dan RA Kartini?
Oleh: Frederikus Suni
Veronica Tan Wakil Menteri PPPA. Tafenpah.com |
Tafenpah.com - Veronica Tan merupakan representasi dari setiap ibu yang telah berjuang untuk menyetarakan harkat dan martabat serta aspira mereka (perempuan) Indonesia yang kurang atau jarang mendapatkan ruang ekspresi bebas di ruang publik.
Selama ini, ruang publik hanya diisi oleh laki-laki. Persoalan ini menandakan bahwasannya hukum sekaligus superioritas kaum lelaki masih sangat kental dalam tradisi keseharian warga Indonesia.
Sistem patriarki ini memang sudah ada sejak zaman leluhur bangsa Indonesia. Namun, seiring dengan pergantian pemimpin negara, pola pikir setiap pemimpin terhadap eksistensi atau keberadaan kaum perempuan di dunia pemerintahan pun berubah.
Perubahan tersebut sangat terasa di era pemerintahan presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka, yang beberapa hari lalu dilantik dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan kini kedua sosok pemimpin lintas generasi tersebut berhak menakhodai Indonesia menuju era keemasannya.
Menarik dari pelatikan presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka adalah masuknya Veronica Tan dalam Kabinet Merah Putih.
Jabatan yang diemban Veronica Tan adalah Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Selain Veronica Tan, ada juga perwakilan kaum hawa di kabinet Prabowo - Gibran yakni: Sri Mulyani (Menteri Keuangan) Meutya Hafid (Menteri Komunikasi dan Digital), Rini Widyantini (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Widyanti Putri (mENTERI Pariwisata), Stella Christie (Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Science dan Teknologi) serta beberapa perwakilan kaum hawa lainnya.
Lantas, Bagaimana relevansi kehadiran Veronica Tan dan Semangat Feminisme RA Kartini?
Veronica Tan merupakan potretan suara feminisme Indonesia masa kini, terutama di era pesatnya revolusi industri 4.0 jelang "Era Society" atau revolusi industri 5.0 yang segala sesuatu ditentukan oleh koneksi internet dan robotisme.
Jika di awal kemerdekaan Indonesia, kaum perempuan jarang atau bahkan dilarang untuk tidak terlibat dalam urusan ruang publik (Politik, pemerintahan) dan sebagainya.
Dalam keresahan tersebut, muncullah Rajen Ajeng Kartini atau yang biasa kita kenal dengan RA Kartni tak henti-hentinya menyuarakan suara feminisme.
Perjuangan RA Kartini untuk menyetarakan harkat dan martabat perempuan di ruang publik, akhirnya membuahkan hasil.
Meski perjuangan RA Kartini harus dibayar dengan banyaknya cibiran, ketidakpercayaan, diskriminasi, dan berbagai tindakan yang tidak mencerminkan nilai-nilai universal. Namun, berkat motivasi dan dorongan yang kuat dalam diri RA Kartini, lamban tapi pasti, kaum adam (laki-laki) pun mulai sadar untuk memberikan ruang ekspresi kepada perempuan Indonesia.
Berangkat dari perjalanan feminisme di awal kemerdekaan Indonesia, terutama dari sang pelopor RA Kartini, dan beberapa tokoh perempuan lainnya di berbagai daerah, entah nama mereka masuk dalam sejarah atau pun tidak, semua perempuan adalah sosok yang mandiri dan pantang menyerah.
Untuk itu, dengan terpilihnya Veronica Tan sebagai Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dalam Kabinet Merah Putih (Prabowo _Gibran), seyogyanya itu mencerminkan suara feminisme modern (masa kini) di tanah air.
Hadirnya Wamen PPPA Veronica Tan dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029 merupakan bagian dari sharing pengalaman, dan bagaimana ia bertahan, dalam situasi hancurnya psikologi seorang ibu, pasca cerai dari mantan suaminya, Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok, akibat carut-marut politik kelam Indonesia tahun 2019 silam, terutama politik rasialisme, diskriminasi,sukuisme, agaisme, dll.
Terpisah dari persoalan kelam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2019 silam, yang berakibat pada hancurnya ikatan suci Veronica Tan dan Ahok, sekarang kita menatap pada gerakan feminisme modern Indonesia di bawah komando Veronica Tan.
Antara, kisah perjuangan masa lalu RA Kartini dan perjuangan Veronica Tan saat ini dan nanti adalah, kiranya setiap perempuan dan anak mendapatkan kehidupan yang setara dalam kondisi apa pun.
Karena kasih dan cinta Veronica Tan dan RA Kartini untuk kemajuan perempuan Indonesia, turut menginspirasi kita untuk lebih berani memberikan ruang ekspresi bebas dan setara kepada perempuan di seluruh pelosok negeri.
Satu lilin dapat menerangi beberapa anggota keluarga dan lingkungan kecilnya. Bagaimana dengan jutaan lilin di setiap pelosok negeri? Mungkinkan lilin-lilin atau inspirasi setiap ibu akan memajukan dunia pendidikan karakter anak dan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia?
Silakan direnungkan sendiri. Terus dukung channel Youtube Tafenpah Group dengan cara subscribe, Like, Comment dan Share kepada komunitas, sahabat, kenalan dan siapa saja di sosial beranda pendengar budiman.
Salam inspirasi.
Posting Komentar untuk "Bagaimana Relevansi Wakil Menteri PPPA Veronica Tan dan RA Kartini?"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat