Krisis Ekonomi, Peralihan Kepemimpinan, Kawula17 dan Publik Optimisme terhadap Prabowo Subianto
Oleh: Frederikus Suni
Krisis Ekonomi, peralihan kepemimpinan. Foto: Pexels |
Tafenpah.com - Survey terbaru dari Kawula17, ikut menampilkan penantian dari masyarakat terkait perubahan nyata dari Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam menangani isu-isu krusial yang hingga kini masih menjadi PR besar bagi negeri ini—ekonomi, korupsi, kemiskinan, hingga lapangan pekerjaan.
Pergantian kepemimpinan ini terjadi di tengah harapan yang kuat namun dibayangi kekhawatiran. Nilai rapor pemerintahan Jokowi pada kuartal terakhir menunjukkan penurunan, terutama pada isu korupsi dan pengentasan kemiskinan.
Sebanyak 90% responden menilai penanganan kasus korupsi masih jauh dari memuaskan. Di sisi lain, hampir separuh masyarakat kini menyandarkan harapan mereka pada Prabowo, dengan optimisme tinggi bahwa pemimpin baru ini dapat merealisasikan janji-janji perubahan.
Dengan konteks situasi Indonesia yang penuh tantangan, data ini bukan sekadar angka; ini adalah cerminan aspirasi dan kekhawatiran masyarakat yang mendambakan pemulihan ekonomi, pemberantasan korupsi, dan masa depan yang lebih baik.
Berikut adalah laporan selengkapnya dari kolaborasi antara admin Tafenpah dan juga Public Relation/PR/Humas Contentro, yakni Syifa Fauzia.
Indonesia baru saja menyaksikan pergantian kekuasaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden terpilih Prabowo Subianto. Evaluasi kinerja menunjukkan nilai Jokowi merosot dari kuartal dua 2024 lalu. Nampaknya Jokowi, memiliki kendala besar dalam menyelesaikan permasalahan di isu ekonomi, pekerjaan, kemiskinan dan korupsi selama masa kepemimpinannya.
Hal ini meninggalkan pelajaran penting bagi pemerintahan selanjutnya. Kini, harapan masyarakat tertuju pada Prabowo Subianto, dan waktu akan membuktikan apakah Prabowo dapat memenuhi janji-janji perubahan yang dinantikan oleh masyarakat.
Survei Nasional Kawula (NKS) merupakan survei per kuartal untuk melihat kinerja pemerintah dari perspektif masyarakat. Dari rentang nilai 1-10, nilai kinerja Jokowi merosot dari 5,7 di Q2 2024 menjadi 5,4 di Q3 2024 ini.
“Bukan tanpa alasan, nilai merah ini kemungkinan disebabkan karena masyarakat menilai masih banyak permasalahan inti yang belum dapat diselesaikan dengan baik oleh pemerintah” ujar Oktafia Kusuma, Research Fellow Kawula17.
|
Permasalahan inti yang dianggap prioritas oleh masyarakat dan masih menjadi PR pemerintah diantaranya adalah isu ekonomi, pekerjaan, kemiskinan dan korupsi. Sayangnya, kinerja Jokowi pada isu prioritas tersebut masih belum memuaskan terutama pada isu korupsi, di mana masyarakat 90% menilai Jokowi (sangat) buruk dalam menyelesaikan kasus korupsi.
“Kasus-kasus besar yang belum terselesaikan atau bahkan tersendat dapat menjadi salah satu faktor yang memperburuk citra pemerintahan di mata masyarakat” tambah Oktafia.
Permasalahan lain yang cukup krusial dan mendapat nilai (sangat) buruk adalah pengentasan kemiskinan (68%), meski terdapat banyak program bantuan sosial, belum cukup untuk menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Begitu juga pada penyediaan lapangan pekerjaan dimana 47% masyarakat merasa pemerintah belum cukup memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja yang terus bertambah.
Namun, dibalik nilai yang kurang memuaskan tersebut, sebanyak 36% masyarakat sepakat bahwa Jokowi dinilai (sangat) bagus dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan.
Tidak heran, sejauh ini pemerintahan Jokowi mengalokasikan anggaran pendidikan yang cukup tinggi yaitu 665 triliun di tahun 2024 jika dibandingkan dengan anggaran di akhir pemerintahan SBY di angka 353,39 triliun di tahun 2014 (CNBC, 2024). Alokasi anggaran ini sejalan dengan program yang secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat seperti dana BOS, program beasiswa di berbagai level pendidikan dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi.
|
Optimisme Terhadap Pemerintahan Prabowo Subianto
Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi selama masa kepemimpinan Jokowi, masyarakat kini mulai melihat masa depan pemerintahan baru di tangan Prabowo Subianto. Hampir separuh masyarakat (45%) merasa yakin bahwa Prabowo Subianto dapat merealisasikan janji-janji kampanyenya. Menariknya, tingkat optimisme terhadap Prabowo cenderung lebih tinggi di kalangan masyarakat berusia 35-44 (59%) tahun dan kelompok masyarakat yang aktif dalam kegiatan politik (62%).
“Tingkat optimisme ini melonjak 7% dari 38% di kuartal dua 2024 menjadi ke 45% di kuartal tiga 2024. Pada kuartal tiga ini optimisme masyarakat mulai didorong oleh citra Prabowo sebagai sosok yang tegas, berani, dihormati dan mendapat dukungan yang kuat dari berbagai kelompok politik dan elemen masyarakat” ujar Oktafia.
Tentu saja, pemerintahan Prabowo tidak akan lepas dari berbagai tantangan, terutama dalam memenuhi ekspektasi masyarakat. Selain pemberantasan korupsi, program utama untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi seperti badai deflasi, yang berdampak pada masifnya PHK sehingga merembet ke permasalahan tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi juga seharusnya menjadi fokus utama untuk diwujudkan.
Dari sisi lingkungan, masyarakat menilai pengelolaan sampah, sebagai masalah lingkungan paling penting di kuartal ketiga (38%), diikuti banjir (31%) dan polusi udara (29%). Isu lain yang mengikuti ketiga topik di atas adalah pencemaran sungai (24%), pembuangan limbah industri (22%) dan gagal panen (22%).
Periode pengumpulan data survei dilakukan pada tanggal 19 – 23 September 2024 dengan sampel representatif sebesar 425 responden dari seluruh Indonesia dan diikuti oleh responden berusia 17 – 44 tahun dengan margin of error 5%.
Tentang PP17
PP17 adalah sebuah yayasan independen di Indonesia yang beroperasi secara otonom, bebas dari dukungan finansial atau pengaruh dari partai politik manapun. Yayasan ini menjaga sikap netral dan tidak mendukung politisi atau partai politik tertentu.
Salah satu tujuan utama PP17 adalah mengedukasi masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, mengenai pentingnya demokrasi. Menyadari bahwa pemahaman mengenai isu-isu sosial, ekonomi, dan politik sangat penting untuk mewujudkan warga negara yang terinformasi. Oleh karena itu PP17 fokus memberikan informasi terhadap posisi politisi dan partai politik terhadap isu-isu terkait.
Dalam mencapai tujuan ini, PP17 telah memulai Kawula17, sebuah Aplikasi Saran Pemilihan (VAA). Aplikasi ini secara rutin diperbarui untuk menjaga relevansi isu-isu sosial, ekonomi, dan politik serta sikap yang diambil oleh partai politik secara terkini. Selain itu, setiap tiga bulan, dilakukan survei representatif Indonesia mengenai isu-isu tersebut. Tujuan dari VAA dan survei ini adalah memberikan informasi yang bermanfaat kepada (generasi muda) Indonesia dan siapa pun yang tertarik untuk memahami partai politik mana yang sejalan dengan ide-ide mereka.
Posting Komentar untuk "Krisis Ekonomi, Peralihan Kepemimpinan, Kawula17 dan Publik Optimisme terhadap Prabowo Subianto"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat