Studi Kebudayaan, Bagaimana Manusia Melihat Dunia dari Perspektif Komunikasi Etnis Dawan Timor NTT
Oleh: Frederikus Suni
Studi Kebudayaan Etnis Dawan Timor NTT. Foto: Pixabay |
Tafenpah.com - Setiap entitas kebudayaan yang ada di dunia ini, pasti ada sebab dan akibatnya. Dalam aliran filsafat Kosmologi, kita akan mengenalinya sebagai hukum 'kausalitas.'
Kausalitas dalam pandangan abstraksinya adalah segala sesuatu yang ada, baik sebagai subjek maupun sebagai objek.
Jika kita menyempitkan pandangan tersebut, pikiran kita akan tertuju pada 'fenomenologi.'
Fenomenologi adalah salah satu aliran filsafat yang berkaitan dengan realitas subjek (pelaku) dalam setiap peristiwa kebudayaan.
Persoalan kebudayaan, tentunya subjek/pelaku dalam menjalankan komunikasi harian, entah komunikasi itu dalam skala lokal maupun internasional, segalanya tertuju pada penggunaan simbol-simbol.
Di balik simbol-simbol kebudayaan, ada etika dan moral yang wajib dijalankan oleh setiap orang.
Dalam hal ini, sebagai etnis Dawan Timor yang mendiami wilayah Timor Barat (jajahan Belanda), kami mempunyai beragam simbol, di antaranya: mendahulukan kepentingan orang yang lebih tua, kebiasaan mencium hidung atau pipi ketika berjumpa dengan orang yang berbeda kebudayaan hingga sesama perantau, sampai pada acara-acara seremonial kebudayaan setempat.
Kebiasaan tersebut, merepresentasikan kebudayaan kami sendiri dalam membangun komunikasi yang jauh lebih kompleks dengan kebudayaan orang lain, termasuk ketika kami memandang setiap peristiwa suka dan duka dalam keseharian.
Semakna dengan pandangan atau perspektif komunikasi Schneider dan Barsoux yakni "Dengan mempelajari budaya orang lain, sebenarnya kita mempelajari budaya kita sendiri."
Perspektif komunikasi ini juga terus berkembang seiring pendalaman kontemplasi dan refleksi dari Schneider dan Barsoux dalam memandang dunia.
Di mana, budaya mendistorsi bagaimana kita melihat dunia dan bagaimana dunia melihat kita.
Memandang Dunia dari Perspektif Komunikasi Etnis Dawan Timor NTT
Provinsi Nusa Tenggara yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste pun memiliki kekayaan komunikasi.
Setiap wilayah yang berada di bumi FLOBAMORA punya cara dalam memandang dunia.Terutama kelompok etnis Dawan Timor.
Di mana, ketika mereka (suku Dawan Timor) berhadapan dengan keadaan yang memaksa mereka untuk bertahan hidup, apa pun bisa dilakukan demi menyelamatkan diri.
Diri survival ini juga berlaku dalam setiap kelompok masyarakat yang berada di mana pun.
Karena pada dasarnya, kita memiliki kekuatan yang berada di luar kendali kita.
Sebagai orang yang beriman, kita menyakininya sebagai bantuan atau perlindungan dari Tuhan.
Kekuatan metafisis ini hanya dimengerti oleh mereka yang pernah terselamatkan dari setiap peristiwa maut.
Disclaimer: Di sini saya bukannya berteologi ataupun melakukan pledoi/pembelaan. Melainkan saya menyampaikan pendapat atau persepsi tersebut, berdasarkan pengalaman hidup yang saya alami.
Rajutan pengalaman tersebut, memampukan saya dalam melihat sekaligus memaknai dunia, bahwasannya apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita, semuanya mengikuti hukum kausalitas.
Sebagaimana peristiwa kebudayaan yang biasanya kita rayakan dalam setiap acara kebudayaan.
Merayakan momen kebudayaan, secara tak sadar membawa kita pada hal-hal yang kosmis.
Dalam tanda kutip meningkatkan relasi melalui komunikasi bersama para leluhur.
Maka tepatlah, apa yang disampaikan oleh filsuf Baruch de Spinoza yakni manusia memiliki satu substansi tunggal yakni alam atau Allah.
Demikian potretan Kebudayaan Etnis Dawan Timor NTT dalam memandang dunia dari setiap aspek kebudayaannya.
Posting Komentar untuk "Studi Kebudayaan, Bagaimana Manusia Melihat Dunia dari Perspektif Komunikasi Etnis Dawan Timor NTT "
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat