Atoen Timor Metan Menyala: Refleksi Sederhana Menjelang HUT Kelima KB ATM

Penulis: Ronny Manas, S. Fil  

Keluarga Besar Atoen Timor Metan. Tafenpah.com

TAFENPAH.COM, JAKARTA - “No one is an island” (tak seorangpun adalah sebuah pulau) niscaya menjadi sebuah ungkapan afirmatif akan kodrat manusia sebagai ens sociale (manusia adalah makhluk sosial). 

Manusia yang senantiasa membutuhkan sesamanya atau dalam kategorisasi Aristoteles disebutnya makhluk yang selalu ingin bergaul atau berkumpul (Zoon Politicon). 

Bahwasannya, membutuhkan orang lain sebagai legitimator eksistensi diri adalah kemestian yang tidak bisa disangkali. 

Orang lain adalah cermin yang jernih yang dapat memantulkan kelebihan dan kekurangan diri yakni keberadaan diri sebagai persona yang utuh. 

Semakna dengan substansi dari Filsafat Liyan yang berarti apa yang ada dalam diri sesama, itulah cerminan diri kita sendiri.





Bahwa lingkungan atau komunitas sosial bukan sekedar wadah sosialisasi diri dan sesama. Lebih dari itu merupakan wadah bagi manusia untuk mengukuhkan jati diri sebagai persona yang berguna.

Oleh karena itu, panggilan untuk tinggal dan mengada dalam komunitas pun menjadi salah satu kebutuhan yang tidak terelakkan bagi manusia, apa lagi mereka yang hidup di tanah rantau. Penerimaan dan pengakuan terhadap pentingnya kehadiran orang lain dalam hidup merupakan keniscayaan.

Baca Juga: 

Sekolah Zaman Now, Integrasi Modernitas dan Tradisi


Karenanya, kebutuhan dan kerinduan untuk mengada dan bersosialiasi bersama yang lain dalam semangat persaudaraan di tanah rantau (nekaf mese ansaof mese) tetap dikobarkan dalam hati kumpulan orang - orang timor yang dengan bangga menyebut dirinya Atone Timor Metan yang mengikat diri dalam suatu perkumpulan besar yang disebut Keluarga Besar Atoen Timor Metan (KB ATM).

Keluarga Besar Atoen Timor Metan. Tafenpah.com

“Tempora mutantur nos et mutator in illis” (waktu berubah dan kita pun turut berubah di dalamnya) mengafirmasi betapa organisasi pesaudaraan (Atoen Timor Metan) telah mengalami dan melewati aneka bentuk perubahan di dalam kehidupan berorganisasi. 

Tidak saja kuantitas, tetapi terlebih semangat dan tekat untuk tetap menyatu dalam semangat nekaf mese ansaof mese di tanah rantau diaminkan tetap menyala dalam hati setiap anggota ATM. 

Oleh karena itu, merayakan hari lahirnya organisasi menjadi momentum yang tepat untuk memeluk segala bentuk perubahan positif diri sebagai kekayaan terutama pegangan yang berarti lagi tangguh di tanah rantau. 

Betapa tidak? Persaudaraan bagi anak rantau kadang menjadi alamat pulang paling tepat ketika rindu bapak dan mama juga sanak saudara di kampung menagih janji untuk pulang. 

Meskipun demikian, eksistensi organisasi persaudaraan Atoen Timor Metan, tidak sekedar hadir sebagai alamat pulang lantas menuntaskan rindu kampung, ataupun sekedar menjadi ruang untuk menenun keakraban.

Lebih dari itu, Keluarga Besar ATM (Atoen Timor Metan) menjadi wadah untuk membangun toleransi juga panji yang mengibarkan jati diri sebagai atoen timor. Bahwa atoen timor mampu bersaing, atoen timor memiliki kompetensi yang terukur dan berkualitas tanpa menanggalkan busana dan nilai – nilai tradisi timor yang tetap menjunjung tinggi nilai dan semangat persaudaraan sebagai kekuatan dalam kehidupan sosial.

Dengan tema Nekaf Mese Ansaof Mese Menuju KB ATM Menyala, tersirat pesan penting untuk seluruh anggota Keluarga Besar Atoen Timor Metan agar tetap berjuang menunjukkan versi terbaik diri di dalam karya dan pengabdian dimanapun dan apapun bentuk pengabdiannya. Karena, keberadaan diri sebagai orang timor di tanah rantau mengemban beberapa misi penting diantaranya;

Pertama: Menjaga nama baik pah timor (pulau timor).

Kesanggupan menjaga nama baik tanah kelahiran lewat kehadiran diri di tengah pluralitas suku dan etnis di jantung ibu kota negara merupakan wujud praktis cara merawat dan mencintai tanah kelahiran dari jauh. 

Kedua; Menerima orang lain sebagai saudara. “Kamu semua adalah saudara” tidak terbatas pada pengertian agamais, tetapi lebih relevan dalam praktek kehidupan sosial. 

Bahwa semangat persaudaraan yang diikat dalam semboyan nekaf mese ansaof mese, seyogianya menjadi pijakan sosialisasi setiap anak rantau. Dengannya, toleransi tanpa pamrih tidak lagi menjadi panggilan bersyarat, tetapi hal lumrah yang sudah melekat erat dalam lidah juga gerak tangan dan kaki orang – orang timor dimanapun. 

Ketiga; Perkumpulan KB ATM (Atoen Timor Metan) dijamin menjadi wadah yang tepat untuk merawat dan membesarkan nilai – nilai budaya timor. 

Keluarga Besar ATM meyakini bahwa nilai – nilai budaya seperti adat istiadat merupakan kepercayaan tertinggi akan nilai keTuhanan. Contohnya, gotong - royong antarsuku merupakan simbol kemanusiaan. 

Bersatu dan saling menghargai tanpa syarat merupakan cara mengunkapkan nilai persatuan dan aneka praktek adat yang memiliki pesan kemanusian lainnya.

Ketiga butir misi di atas diharapkan menjadi semangat baru di tahun 2025. Tentu tidak saja bagi anggota keluarga besar Atoen Timor Metan. Diharapkan dapat menjadi misi semua orang timor di tanah rantau agar tetap menjaga martabat pah timor dalam sosialisasi diri di tanah rantau. 

Mengutip apa yang dikatakan oleh ketua panitia HUT ke 5 KB ATM tahun ini dalam pertemuan persiapan menjelang HUT ke 5 ini, Pak Marselinus Banusu mengatakan bahwa kita harus bangga sebagai orang timor karena sejatinya kita mewarisi sesuatu yang baik dan mulia dari orangtua kita diantaranya warisan semangat bekerja keras, ulet, jujur, bertanggungjawab dan selalu menerima orang lain sebagai saudara (katong semua basudara). 

Keyakinan ketua panitia mengamini pesan yang selalu diingatkan oleh ketua Umum KB ATM Bapak Eduardus Hati. 

Beliau selalu berpesan dalam aneka jumpa bahwa “rasa senang bisa saja dinikmati sendiri dan dilewati tanpa orang lain. Namun rasa susah selalu akan menagih kehadiran orang lain yang diterima sebagai saudara, terlebih di tanah rantau. Dan hanya saudaralah yang niscaya menawarkan bantuan tulus. Oleh karena itu, seyogianya kita wajib saling merangkul sebagai saudara di tanah rantau”. 

Dengan demikian, kita dapat menciptakan perubahan dalam hidup sebagai cita – cita utama ketika kita memutaskan untuk merantau.

“Profisiat KB ATM- Tahun ke 5 Menuju ATM menyala- 19 Januari 2025."

“Nekaf Mese Ma Ansaof Mese Ta’latan Pah Timor In Kanan Ma In Nain”
Frederikus Suni Redaksi Tafenpah
Frederikus Suni Redaksi Tafenpah Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Atoen Timor Metan Menyala: Refleksi Sederhana Menjelang HUT Kelima KB ATM"