Handsome Siblings, Catatan Konspirasi Politik, Analisa Tafenpah serta Relevansinya terhadap Sistem Politik Indonesia

Penulis: Frederikus Suni 

Film Netflix Handsome Siblings, Catatan Konspirasi, Analisa Tafenpah serta  Relevansinya terhadap Sistem Politik Indonesia. Sumber gambar: Netflix/Tafenpah.com


TAFENPAH.COM - Kehidupan masyarakat di setiap negara tidak pernah terlepas dari dimensi politik. Politik pada dasarnya adalah seni untuk mengatur kehidupan setiap warga negara untuk menjalani hidup yang sesuai dengan etika dan moral.

Namun, pada prakteknya, setiap pemimpin punya style atau gaya kepemimpinannya. Ada yang menganut sistem pemerintahan demokrasis, kharismatik, militeristik hingga otoriter.

Model kepemimpinan otoriter dalam film Handsome Siblings terdapat dalam diri Jiang Biehe.

Baca Juga

Review Film Netflix Thicha, Romansa Migran Ilegal, Berujung Pada Sindikat Kejahatan, Misi Balas Dendam Hingga Misteri Kehilangan Orang Tercinta


Konten Pilihan Jaringan Media TAFENPAH 👇 👇 👇 




Jiang Biehe sebelumnya bernama Jiang Qin merupakan seorang pelayan di salah satu keluarga kerajaan sekaligus ahli Kungfu terkemuka di Tiongkok Daratan yakni: Jiang Feng dan istrinya Hua Yuenu.

Meski sebagai seorang pelayan, kehidupan Jiang Biehe sangat diperhatikan oleh Jiang Feng.

Akan tetapi, perhatian Jiang Feng terhadap Jiang Biehe tampaknya kurang mendapatkan rasa kepuasan dalam dirinya.

Artinya ia tidak mensyukuri kehidupannya. Justru, Jiang Biehe berambisi untuk menguasai dunia persilatan di Tiongkok Daratan.

Memang Jiang Biehe sangat licik dan penuh tipu muslihat. Bagaimana tidak, ia menyewa bandit Dua Belas Zodiak untuk menyergap Jiang Feng dan kekasihnya, ketika mereka berada dalam perjalanan (eksodus) dari keluarga kerajaan ke salah satu kota yang jauh dari kehidupan glamor.

Keduabelas Zodiak (bandit) dalam dunia persilatan Kungfu tersebut, akhirnya membunuh Jiang Feng dan kekasihnya.

Sementara itu, mereka membiarkan anak kembar dari Jiang Feng hidup dalam ketidakpastian.

Di mana, anak yang lahir duluan, sebut saja Hua Wuque diadopsi oleh kakak-beradik dari istana Yaoyue.

Sementara satunya yang bernama Jiang Xiaoyu diadopsi oleh Pendekar Pedang legendaris Yan Nantian (saudara angkat) dari Jiang Feng.

Meski pada akhirnya, Jiang Xiaoyu dibesarkan oleh enam dari sepuluh penjahat paling berbahaya di dunia Kungfu yang tinggal di Ngarai Jahat.

Si Kembar Hidup Dalam Misi Balas Dendam 

Hua Wuque tumbuh menjadi seorang ahli Kungfu dari lingkungan istana Yaoyue. Sementara, Jiang Xiaoyu tumbuh dalam lingkungan yang mengedepankan tipu muslihat dan penuh intrik kehidupan di Ngarai Jahat.

Potretan kehidupan kedua kembar tersebut sangat kontras (berbanding), jika seandainya orang tua mereka Jiang Feng dan HuaYuene tidak meninggal.

Mungkin saja, mereka akan tumbuh dalam keluarga yang sangat mengedepankan pembentukan karakter serta nilai-nilai universal.

Kendati demikian, Jiang Xiaoyu yang awalnya dipersiapkan keenam penjahat di Ngarai Jahat untuk menjadi penerus mereka di dunia persilatan, tidak serta Merta mengikuti keinginan mereka.

Karena Jiang Xiaoyu sangat mengedepankan hati nurani dalam setiap aksinya.

Hal itu terbukti dari kepedulian Jiang Xiaoyu terhadap lawannya.

Di mana, dalam duel (pertandingan), jika ia melihat lawannya sudah tidak berdaya lagi, maka ia memutuskan untuk membantunya.

Sama halnya dengan Hua Wuque yang memiliki karakter suka menolong, diplomatis hingga kepedulian terhadap gerakan feminisme di Tiongkok Daratan.

Antara Hua Wuque dan Jiang Xiaoyu memiliki kesamaan yakni; sama-sama menguasai dunia Kungfu, peduli terhadap sesama dan selalu mengedepankan logika, sebelum menjalankan misi balas dendam dari istana Yaoyue dan Ngarai Jahat.

Punjak pertemuan sekaligus keduanya mengetahui identitas mereka sebagai saudara kembar adalah ketika duel hidup mati, berdasarkan perjanjian kakak-beradik dari istana Yaoyue dan pendekar pedang legendaris Yan Nantian di salah satu puncak di Tiongkok Daratan yang vibesnya sangat indah dan pastinya memanjakan mata penonton.

Momen pertemuan kedua saudara kembar yang terpisah sejak 18 tahun silam, mengandaikan kerinduan yang sangat mendalam dari setiap anak yang mungkin saja, sejak lahir mereka ditinggalin, ditelantarkan, diadopsi oleh orang lain, yang kasih sayangnya belum tentu setulus orang tua kandung.

Peristiwa kehidupan ini pun mengajak penonton untuk selalu mensyukuri setiap pengalaman hidupnya bersama kedua orang tua tercinta.

Karena bagaimana pun, kasih dan perhatian dari orang tua kandung selalu tulus dan tanpa drama.

Itulah arti dari kehidupan yang semi sempurna, ketika kita bersama dengan orang-orang terkasih.

Relevansi Film Handsome Siblings terdapat Kehidupan Politik dan Sosial Warga Indonesia 

Berdasarkan analisa dari admin TAFENPAH, serial drama Tiongkok Daratan Handsome Siblings sampai kapan pun akan selalu relevan dengan konteks kehidupan di setiap negara, terutama sistem politik dan sosial warga Indonesia.

Di mana, karakter Jiang Biehe yang merupakan ahli kungfu yang terkenal, jahat dan penuh tipu muslihat ada dalam diri kita. Terutama para figur publik di dunia politik.

Mereka selalu mendesain tatanan kehidupan sosial masyarakat Indonesia berdasarkan versi mereka.

Mereka tidak peduli terhadap kehidupan setiap warga Indonesia. Yang mereka pedulikan adalah ingin memuaskan hasrat dirinya, mencari popularitas dan pastinya mempersiapkan kehidupan yang layak bagi anak hingga cucunya.

Mereka pun tidak peduli dengan etika dan moral. Karena ego mereka lebih tinggi daripada nilai-nilai universal.

Yang salah akan dibenarkan, sementara yang benar akan disalahkan. Itulah sistem hukum Indonesia yang segala perkara harus dipakai uang pelicin, alias suap-menyuap.

Kendati demikian, sebagian warga Indonesia yang masih peduli pada etika dan moral. Karena bagi kelompok tersebut, kehidupan yang sederhana tidak menjadi masalah. Asalkan mereka terus hidup berdampingan dengan orang lain, budaya lain, ideologi lain, ras hingga kelompok kepercayaan tertentu.

Demikian review sekaligus analisa admin TAFENPAH terkait film Netflix Handsome Siblings pada edisi pekan ini.

Disclaimer: Apabila rekan media yang ingin mempublikasikan ataupun mengambil sebagian dari hasil karya ini, dimohonkan untuk mencantumkan TAFENPAH sebagai sumbernya.

Instagram Penulis: @suni_fredy
TikTok: @tafenpah.com
YouTube: Tafenpah Group 
Halaman Facebook: @tafenpah



Frederikus Suni Redaksi Tafenpah
Frederikus Suni Redaksi Tafenpah Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Handsome Siblings, Catatan Konspirasi Politik, Analisa Tafenpah serta Relevansinya terhadap Sistem Politik Indonesia "