Memimpin, Mengemban Misi Pengorbanan Diri
Penulis: Ronny Manas
Memimpin, Mengemban Misi Pengorbanan Diri. Gambar: Freepik (Ronny Manas/Tafenpah.com) |
TAFENPAH.COM - Kehidupan dalam definisi keteraturan menata hidup bertalian erat dengan memimpin dan dipimpin. Setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya. Sederhananya, diriku adalah pemimpin yang mengatur pemerintahan diri yang lazim disebutnya duniaku.
Namun, menjadi sendiri dan atau sendirian bukanlah konsep keberadaan setiap individu di atas muka bumi. Setiap pribadi terpanggil secara kodrati untuk mengada mengambil peran di tengah kompleksitas dunia.
Karenanya, entah sepakat atau tidak setiap orang selalu akan terarahkan ke dalam realitas sosial (realitas interaksi). Berada dan mengada bersama yang lain yang kemudian membentuk komunitas yang disebut komunitas sosial.
Merujuk pada batasan komunitas sosial berarti orang – orang yang tinggal di dalam batasan wilayah atau lingkungan tertentu yang memiliki kesamaan nilai, norma dan tujuan bersama.
Mereka niscaya selalu berinteraksi, berbagi pengalaman, pengetahuan dan sumber daya untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan bersama ini, dibutuhkan seseorang yang memiliki kompetensi yang mumpuni dan dilengkapi dengan visi dan misi yang jelas dan konkrit lantas beridiri sebagai pemimpin mereka.
Memimpin: Berkorban
Memimpin identik dengan melayani. Pelayanan sejatinya membutuhkan pengorbanan.
Hal ini berarti, seorang pemimpin harus membebaskan dirinya dari hierarki keinginan yang senantisa menempatkan keinginan dan kebutuhan diri lebih tinggi-lebih besar. Atau dalam definisi, memimpin adalah berkorban berarti seorang pemimpin harus rela kehilangan kenyamanan (keluar dari comfort zone).
Sebagai missal, gula yang memberi rasa manis pada kopi, seorang pemimpin harus rela memberikan kehidupannya kepada kelompok masyarakat yang dipimpinnya dengan menempatkan kebutuhan mereka lebih dahulu di atas kepentingan personalnya. Ia rela mengorbankan hak – hak pribadinya lantas menemukan keagungan di dalam nilai pelayanannya terhadap orang – orang yang dipimpinnya.
Ringkasnya, seorang pemimpin yang memiliki jiwa melayani, memiliki empati yang berorientasi melayani orang lain lebih besar dan bukan sebaliknya.
Peter Block dalam bukunya Stewardship mengatakan bahwa pelayanan itu timbul jika seseorang berkomitmen pada sesuatu di luar dirinya. Block mengamini bahwa pelayanan adalah unsur utama dalam proses kepemimpinan.
Dengan demikian, tidak ada jalan lain menuju kepemimpinan yang sukses selain jalan pelayanan yang mensyaratkan pengorbanan diri. Bahwa memimpin dalam sadar mengemban misi pengorbanan niscaya mewarisi nilai yang melampaui segala nilai kemanusian lainnya.
Karena, buah pengorbanan dirinya niscaya tergambar dalam sukacita dan kesejahteraan orang – orang yang meletakkan kepercayaan meereka dalam hatinya. Mari memimpin dengan hati.***
Posting Komentar untuk "Memimpin, Mengemban Misi Pengorbanan Diri"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat